Masyarakat Abah Lueng Minta Bupati Pidie Jaya Kunjungi Desa Terpencil Mereka

PIDIE JAYA ---  Bupati Pidie Jaya diminta agar tidak Sungkan mengunjungi desa Abah Lueng yang terpencil dan pedalaman dalam wilayah ujung barat, kabupaten Pidie Jaya  yang terletak di bawah lereng gunung sekitar 20 km jarak tempuh dari pusat kota kabupaten Pidie Jaya.

Informasi yang di himpun Atjeh NET di Desa Abah Lueng, sebahagian Masyarakat Mengatakan Minim dan jarangnya kunjungan dari Buputi Pidie Jaya ke Desa mereka.

Di samping itu pembangunan infrastuktur di wilayah Desa tersebut tidak tersentuh sama sekali oleh Pemerintah Pidie jaya dan terkesan di anak tirikan, dibandingkan dengan wilayah Desa Jiem-Jiem yang lebih dekat dan lebih mudah terhubung dengan pusat kota dan kantor pemerintahan kabupaten Pidie Jaya. 

"Bayangkan saja, sudah empat tahun pemerintahannya, kunjungan Bupati Pidie Jaya ke daerah Desa itu bisa di hitung jari," kata  salah satu tokoh masyarakat gampong Abah Lueng yang tidak mau di sebutkan Namanya,  Rabu 3 Mei 2017.

"permasalahannya sangat  sepele,  pada saat itu bupati (ABU-red) ingin membuka lahan sawit pribadi  di gampong Abah Lueng,  dikarenakan lahan di Desa tersebut akan di pisahkan ke Desa Cubo, maka masyarakat menolak karena itu merupakan  lahan pertanian milik Desa Abah Lueng," ujarnya.

"Maka dari itulah permasalahan muncul hingga ABU sempat mengeluarkan kata kata yang tidak layak di ucapkannya sebagai seorang Bupati yang mengatakan tidak akan Menginjakkan Kaki Lagi di gampong Abah Lueng," katanya 

Lanjutnya, kalau ada pemimpin yang sungkan dan tidak memperhatikan rakyatnya di pelosok pelosok Desa, maka bisa dipastikan pemimpin itu tidak akan pernah tahu apa aspirasi rakyatnya, kalau hanya menerima laporan dari staf, itu pasti laporan baik-baik saja dan terkesan ABS (Asal Bapak Senang), karena hanya mencari nilai kelakuan dan prioritas yang baik terhadap atasannya.

"Seharusnya Bupati turun langsung dan mendengar keluhan rakyatnya, itulah yang di harapkan oleh Masyrakat kepada pemimpin ke depan," harapnya.

"Sebenarnya kita juga tidak berharap  untuk selalu mau di kunjungi oleh Bupati, tetapi minimal setahun sekali. pemimpin itu harus tahu secara langsung apa maunya rakyat, Suara kita dari rakyat yang telah memilih dia jadi Bupati," lanjutnya.

Ia berharap agar sentuhan pembangunan sarana/prasarana petani di wilayah bagian Barat kabupaten Pidie Jaya ini dapat di perhatikan lebih serius, minimal bisa meningkatkan kesejahteraan kita semua, tidak seperti sekarang ini sebagian masyarakat meninggalkan kampungnya karena sulit mendapatkan mata pencaharaian untuk membiayai anak-anaknya yang masih menuntut ilmu pendidikan baik di tingkat sekolah dasar maupun perguruan tinggi. [Atjeh NET - Nazar]

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru