Cj
BEM Unimal Kecam Respon Postingan Abu Alex dalam Akun Facebooknya
NET ATJEH, LHOKSEUMAWE ---Koordinator Kabinet Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh, Maimun Samudera sangat menyayangkan respon salah seorang yang diduga pendukung Gubernur Aceh Irwandi Yusuf terkait demonstrasi yang dilakukan Jaringan Mahasiswa Kota (JMK) Banda Aceh pada sabtu 22/12/2017 di Jalan T. M. Daudsyah pasar Peunayong Banda Aceh.
Dalam orasi yang disampaikan oleh koordinator lapangan Ninies Ariska, Pemerintah Aceh belum mampu menghadirkan kesejahteraan ditengah kehidupan masyarakat Aceh, hampir tidak ada solusi yang dihadirkan untuk mengentaskan kesenjangan sosial yang terjadi di Aceh.
Begitu salah satu cuplikan dalam sebuah media lokal yang berjudul "Mahasiswa Nilai Irwandi Yusuf belum Mampu Bangun Aceh".
Namun salah seorang diduga pendukung Gubernur Aceh Irwandi Yusuf merespon aksi yang dilakukan oleh Kawan-kawan Jaringan Mahasiswa Kota (JMK) Banda Aceh melalui akun Facebook atas nama Abu Alex yang berbunyi "Bagi mahasiswa yg mengatakan irwandi tdk mampu bangun aceh seharusnya kalian jgn unjuk rasa jd kalian pulang kerumah katakaan sama ayah kalian tahun 2022 akan datang kalian suruh ayah kalian memimpin aceh jangan sok lagak protes.bagi mahasiswa yg kururang senang dgn setatus saya hub. 085359556675 atau 082281944462 saya siap menghadapi kalian biar kalian tau irwandi emas bagi bangsa aceh"
Dalam rilisnya kepada media ini, Minggu (24/12 /2017) dia mengatakan sangat menyayangkan respon yang dilontarkan melalui akun tersebut.
"Ini merupakan upaya pembunuhan karakter gerakan mahasiswa, dalam tulisannya tersebut sangat tidak etis seharusnya tim penguatan penguasa tidak seharusnya mengeluarkan statmen seperti ini," jelas Maimun Samudera.
Kemudian ditambahkan Maimun, kami atas nama mahasiswa merasa sangat menggores hati kami ketika membaca respon yang tidak bererika tersebut.
"Kami mengecam kicauan yang menyudutkan kebebasan bersuara, kebebasan penyampaian pendapat di muka umum, demokrasi seolah-olah tidak berlaku, pendukung yang terlalu fanatik seperti itu telah buta terhadap kondisi daerah sungguh sangat disayangkan," tegas mahasiswa ini.
Dikatakannya, Kami patut kembali menegaskan bahwa mahasiswa adalah agen penghubung antara rakyat dengan pemerintah kita yg menjembatani setiap ketimpangan adalah kesalahan dan tidak bisa dibiarkan, kami mahasiswa tetap berada di garis rakyat sebagai tanggung jawab moral.
"Boleh menantang tapi dengan bahasa yang beretika, bek asai ka meu jungkat keung," tutup Mahasiswa ini yang akrab disapa panglima. (R)
Via
Cj