News
Menguak Benda Bersejarah Peninggalan Belanda di Kebun Karang Inong Aceh Timur
NET ATJEH, ACEH TIMUR --- Penjajah Belanda pergi meninggalkan benda yang menjadi saksi membisu keberadaan mereka di Aceh. Kebun karang Inong dan beberapa benda lainnya merupakan peninggalan milik belanda dan serdadunya.
Jumali yang akrap disapa wak jhon bercocok tanam di kebun yang kini bernama kebun Karang Inong, dan ada beberapa benda peninggalan belanda masih tersisa disini.
Sebuah benda menyerupai meriam terpajang di bawah matahari, ditepi jalan arah masuk pondok Afdiling I Sanggrahan, Ranto Pereulak, kabupaten Aceh Timur, Aceh. Sekitar I kilo meter dari jalan Lintas. Dari kondisinya benda itu menyimpan banyak kisah. Ternyata benda itu adalah ,,,,,
Jauhari, kepala desa Alue Genteng tidak banyak tahu tentang aktivitas belanda saat itu, dia hanya mengingat bahwa benda itu telah ada sejak ia berdomisili di kebun peninggalan belanda itu.
"Hana that ta tuoh ado, nyo sang meriam ata awak belanda, karena mirip ngon meriam, (tidak banyak tahu adik, mungkin meriam milik belanda, karena mirip meriam)," kata Jauhari dalam bahasa Aceh, saat dijumpai, Minggu 14 Januari 2018.
Perihal benda bersejarah ini, Wak jhon mengetahui banyak. Ia menjelaskan satu persatu benda peninggalan belanda itu. Ia menceritakan mula Karang Inong yang menjadi BUMN dan kisah dibalik benda-benda peninggalan belanda.
"Banyak orang mengira benda ini merupakan alat tempur yang digunakan serdadu belanda saat menjajah nusantara, hingga tanoh rencong. Ini hanya mesin pompa air, Bukan meriam, benar ini peninggalan belanda saat bercocok tanam di Kebun Karang Inong," kata Wak Jhon.
Mulai dari benda yang diduga meriam, wak jhon menjelaskan, benda itu bukan meriam atau alat tempur melainkan mesin pompa air bermerek SELVE.
"Hanya saja pihak otoritas kebun memajangnya di tempat terbuka. Masin itu memiliki dua roda juga tangki minyak, dan laras panjang hampir menyerupai alutsista," jelasnya.
"Ini mesin pompa air bukan senjata meriam, mesin ini buatan inggris tahun 1921 yang ditinggalkan belanda yang kini usianya sudah ratusan tahun. Saya juga sempat operasikan sejak mulai bertempat di kebun Ini," lanjutnya.
Wak jhon menjelaskan lebih dalam, dirinya berada di kebun Karang Inong dari tahun 1970. Mulanya benda itu berada dekat alur sungai di sekitar perkantoran belanda, yang saat ini lokasi itu juga pemukiman yang dihuni ratusan kepala keluarga.
"Jadi pompa air ini dulu digunakan untuk menyuplai air ke pemukiman perkebunan belanda. Dahulu belanda mananami tanaman sawit sini, juga sempat berdiri pabrik pengolah sawit disini, dan saat mereka kalah dengan pahlawan kita maka dari itu mereka meninggalkan kebun karang Inong ini," ungkap wak Jhon.
Selain mesin Pompa air, kata Wak Jhon, benda lain juga masih utuh seperti besi tangki air satu unit, Besi pabrik pemerah minyak Sawit dua unit, juga benda yang seperti rel kereta barang, dan bong kereta barang, ironisnya sejumlah barang yang jadi saksi bisu itu mulai lapuk dan berkarat dan sebagian telah di jual oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Sebagian sudah banyak terjual besinya, ini sudah sangat lama, sedang keempat benda ini sempat tersisa karena pihak kebun mengabadikannya menjadi hiasan di depan kantor Pos penjaga," ujarnya sembari mengatakan beberapa lokasi bekas peninggalan belanda menyimpan cerita mistis.
Kendati demikian tidak semestinya benda-benda itu dibiarkan lapuk termakan usia bagaimanapun benda itu menjadi bukti bahwa negeri ini adalah negeri para Pahlawan yang Luhur. Benda itu mengingatkan generasi penerus agar tidak jatuh pada lubang yang sama yakni penjajahan. (Ardiansah)
Via
News