Bireuen
SAPP: Peluang Krueng Meusegob Jadi Sasaran Pamsimas
NET ATJEH, BIREUEN --- Keterbatasan air bersih dan sanitasi selalu dikeluhkan warga Gampong Krueng Meusegob, kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen.
Bertahun- tahun kondisi tersebut dialami warga setempat, saat diskusi dengan masyarakat maka persolan ini yang selalu menjadi topik utama.
Masyarakat mengetahui bahwa harus keluar dari kondisi tersebut, agar warga tidak lagi kesulitan mengakses air bersih.
Namun mereka tidak mengetahui perubahan tersebut dimulai dari mana. Perihal tersebut disampaikan Asnawi Muhammad selaku keuchik Krueng Meusegob kepada Media ini, jumat (26 Januari 2018).
"Sebagai masyarakat awam kami tahu bahwa itu penting, dan selalu dibahas dalam rapat gampong, tapi kami bingung harus mulai darimana, lagipula akses kami dengan pihak luar masih terbatas," keluh Asnawi.
Namun kini mimpi mereka telah nyata. Perubahan ini dimulai dengan pemikiran masyarakat dan aparatur yang sudah lebih terbuka, baik peningkatan pengetahuan maupun jaringan, kata Asnawi.
"Kami dibukakan jalan melalui program SAPP, partisipasi masyarakat mulai meningkat pertemuan duek pakat, sehingga mengetahui peran mereka sebagai masyarakat, serta hak dan kewajiban untuk pemenuhan layanan dasar. Begitupula halnya dengan kami aparatur terus dibina sehingga lebih luas pemahaman kami tentang dana desa," ujarnya.
"Kami dibukakan jalan melalui program SAPP, partisipasi masyarakat mulai meningkat pertemuan duek pakat, sehingga mengetahui peran mereka sebagai masyarakat, serta hak dan kewajiban untuk pemenuhan layanan dasar. Begitupula halnya dengan kami aparatur terus dibina sehingga lebih luas pemahaman kami tentang dana desa," ujarnya.
Walau sudah beberapa tahun dana desa, Asnawi mengakui baru memasukkannya dalam APBG 2017 untuk pengadaan pengelolaan air bersih dan berjumlah anggaran Rp 50 juta.
"Berkat dampingan KOMPAK, kami mulai terarah alokasi dana desa untuk pelayanan dasar, dan hal ini juga turut dibantu oleh pendamping desa," sambungnya.
"Berkat dampingan KOMPAK, kami mulai terarah alokasi dana desa untuk pelayanan dasar, dan hal ini juga turut dibantu oleh pendamping desa," sambungnya.
Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) melalui lembaga mitra Gerakan Anti Korupsi (GeRAK), dengan program The Asia Foundation- Social Accountability and Public Participation (TAF- SAPP) terus berupaya melakukan pendampingan dan advokasi dari sisi demand side (penerima layanan).
Diantara kegiatan yang paling berpengaruh dalam perubahan diatas adalah duek pakat dan FGD dengan tokoh masyarakat dan multi pihak.
Dimana masyarakat ditingkatkan kapasitas agar memahami hak dan keawajiban sebagai masyarakat, pemenuhan layanan dasar melalui dana gampong, advokasi, membangun jejaring dan lain lain sebagainya.
Turut didamping saat turun ke gampong Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA. PSD) yaitu Mukhlis Aminullah dan Hamdiana A. Bakar dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) kabupaten Bireuen.
Selain peran serta masyarakat, juga tidak terlepas dari dukungan dan advokasi Camat Simpang Mamplam, Erri Seprinaldi yang terus berupaya gampong di wilayah kerjanya terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
"Kami sudah petakan kondisi gampong mana saja yang harus menjadi prioritas, dan perubahan tidak sekedar dilakukan oleh pemimpin, namun peran serta masyarakat jauh lebih penting. Dan itu kita lihat perubahan di gampong dampingan KOMPAK. Begitu pula peran pendamping desa sejauh ini terus berupaya memfasilitasi gampong, agar kebutuhan mereka bisa difasilitasi melalui dana desa," paparnya.
Lanjutnya lagi, semua pihak merasa sangat bersyukur dengan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), masyarakat gampong Krueng Meusegob tidak lagi kesulitan mengakses air bersih.
Sebelumnya warga harus mengambil air ke sungai dengan jarak sekitar 700 meter, diambil menggunakan jeregen atau ember baik berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor. Namun saat ini dari empat dusun, prioritasnya masih ke satu dusun yaitu Cot Sime, sedangkan tiga dusun lagi yaitu Cot Tungku, Cot Kruet dan Mesjid belum ada.
"Cot Simee lokasinya jauh dari sungai dan dusunnya di dataran tinggi, tiga dusun lagi dekat dengan sungai. Saat ini 32 KK di Cot Simee sudah bisa mengakses air bersih, alhamdulillah. Semoga kedepan untuk tiga dusun lainnya juga akan mendapatkan hal yang sama," terang Abdul Aziz selaku warga setempat
Abdul Aziz yang juga tim teknis di lapangan menyampaikan rincian anggaran program PAMSIMAS di gampong Krueng Meusegob bersumber dari APBD 70% senilai Rp343.525.00, incash 4% senilai Rp 19.630.00, inkind 16% senilai Rp78.520.000 dan APBG 10% yaitu 49,075,000. Dengan total anggaran pembangunan PAMSIMAS di Krueng Meusegob sebanyak Rp 490.750.000. (MS)
Via
Bireuen