Turki Perluas Operasi ke Kota Manbij Suriah dan AS Bisa Beresiko Sasaran Serangan

ANKARA --- Turki pada Ahad (4/2/2018) kembali mengancam akan memperluas operasinya melawan milisi Kurdi di Suriah hingga ke kota Manbij dan bahkan di sebelah timur Sungai Eufrat, dan memperingatkan bahwa tentara Amerika beresiko menjadi sasaran di daerah tersebut jika mereka memakai seragam musuh.

Pada 20 Januari Turki meluncurkan operasi “Cabang Zaitun” di wilayah Afrin, Suriah utara melawan milisi Kurdi YPG yang dipandang Ankara sebagai kelompok teror dan memiliki kaitan dengan PKK yang dilarang di Turki.

YPG merupakan sekutu penting Washington dalam pertempuran melawan pejuang Suriah, dan kampanye militer Turki dianggap menantang angkatan bersenjata yang didukung oleh AS dan dipersenjatai AS secara terbuka.

Di luar daerah kantong Afrin di barat laut Suriah, YPG juga mengendalikan kota strategis Manbij di timur dan kemudian sebuah jalur panjang di wilayah timur Sungai Eufrat sampai ke perbatasan Irak, lansir Zaman Alwasl.

“Jika mereka [YPG] tidak menarik diri dari Manbij, maka kami akan pergi ke Manbij, kami akan bergi ke timur Eufrat,” ujar Wakil Perdana Menteri Bekir Bozdag mengatakan kepada CNN Turki.

Pasukan Amerika tidak memiliki kehadiran di dan sekitar Afrin, namun mereka hadir di Manbij dan timur Eufrat, di mana mereka membantu YPG dalam perang melawan ISIS.

Hal ini tampaknya menjadi referensi atas gambar yang beredar di masa lalu yang memperlihatkan pasukan Amerika di utara Suriah dengan lencana YPG.

“Kami sama sekali tidak menginginkan bentrokan dengan AS di Manbij, sebelah timur Eufrat atau di tempat lain,” ujar Bozdag.

“Tapi AS harus menyadari sensitivitas Turki. Jika tentara AS mengenakan seragam teroris atau termasuk di antara teroris jika terjadi serangan terhadap tentara, maka tidak akan ada kesempatan untuk membuat perbedaan,” ujarnya.

“Jika mereka menyerang kami dengan seragam seperti itu, kami akan melihatnya sebagai teroris.”

Ada bentrokan berat dengan YPG dalam operasi di Afrin sejauh ini dan Bozdag berbicara setelah kematian tujuh tentara Turki termasuk lima orang dalam serangan tank, yang menjadi hari paling mematikan bagi Turki selama kampanye militer Afrin berlangsung.

Media pro-pemerintah Turki mengatakan serangan menggunakan rudal anti-tank yang diberikan AS ke YPG, namun ini belum dikonfirmasi. (haninmazaya/arrahmahcom)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru