Bireuen
Terkait Kasus OTT Dana Otsus, SPMA Bireuen : Kasus Korupsi Mencoreng Nama Aceh
BIREUEN --- Dalam beberapa hari ini masyarakat selalu membicarakan kasus yang sangat viral di Aceh, dengan dikejutkannya bangsa aceh terkait dengan kasus OTT (Operasi tangkap tangan) yang ditindak-lanjuti oleh KPK (komisi pemberantasan korupsi) yang melibatkan Gubernur Aceh Irwandi yusuf dan Bupati bener meriah serta beberapa pegawai swasta yang ikot terlibat dalam kasus OTT Dana Otsus.
Terkait adanya OTT yang melibatkan pejabat di Aceh, jika memang benar secara hukum melakukan korupsi, ini akan mencoreng nama baik Aceh. Ini menjadi landasan kesadaran moral bagi masyarakat Aceh tanpa mencari kesalahan orang lain dan menyudutkan para tersangka sehingga berdampak terhadap bangsa dengan kesalahan atas kekuasaaan yang menyalahgunakan wewenang terhadap kepercayaan masyarakat.
Akan berdampak negatif buat Aceh tersendiri, dalam hal ini kami mengajak masyarakat untuk saling mengkoordinir dan menganisa kembali sedalam-dalamnya terkait kasus ini apa pembelajaran yang dapat di ambil hikmahnya dari kasus yang terjadi bagi bangsa aceh saat ini sehingga kesadaran moral kepemimpinan para calon leader dalam leadershipnya bisa terarah semaksimal mungkin demi kemajuan perkembangan Aceh di Indonesia, ujar mahasiswa SPMA Bireuen Akhyar rizki, Rabu 11 Juli 2018.
Akhyar juga menambahkan, terlalu banyak kerugian yang berdampak negatif dari kasus tersangkanya gubernur aceh saat ini, sehingga semua dampak tersebut akan dirasakan oleh masyarakat aceh pada umumnya, seperti proses ataupun tahapan pembangunan di bidang infrastruktur terancam di hentikan, sosialisasi terkait pendanaan yang di plot dari dana otsus akan terhambat, pemotongan dana otsus untuk tahun selanjutnya.
Semua ini bukan dirasakan oleh individual, akan tetapi dirasakan oleh semua kalangan masyarakat dalam pertumbuhan perekonomian Aceh, dalam hal ini kita harus sadar terhadap kerugian yang sangat mendalam terhadap bangsa sehingga kita turut berduka, tidak untuk mencaci, menghujat bahkan tidak perlu mencari kesalahan terhapat para tersangka yang terlibat, karena penderitaan pemimpin tidak akan luput terhadap penderitaan siapa yang dipimpin dan ini berkaitan terhadap kemakmuran bangsa aceh yang tidak ada taranya di mata Indonesia.
Banyak dari masyarakat yang tidak sadar terhadap tutur kata yang diucapkan tanpa menganisa apa efek yang terjadi dari kasus ini, sehingga kita selalu dibodohi oleh keadaan tanpa mempertimbangkan analisa kebenaran hakiki terhadap suatu kasus dan ini menjadi tolak ukur atas kemunduran pola pikir masyarakat terhadap mekanisme kekuasan kepemimpinan saat ini sehingga dampaknya akan di rasakan oleh semua kalangan masyarakat yang ada di aceh dan ini sangat di sayangkan jika terjadi di aceh tercinta, ucap Akhyar Rizki ketua DPM FEB Universitas Malikussaleh.
Mahasiswa Bireuen ini juga mengajak para masyarakat untuk menyadari pentingnya kejujuran dalam memimpin dan transparansi pemimpin terhadap rakyat untuk kemakmuran bangsa aceh pada umumnya.
Dan mulai saat ini mari kita sama-sama berbenah terhadap kesejahteraan rakyat tanpa menyudutkan orang lain terhadap kesalahannya, akan tetapi buktikan perubahan dan jadikan kasus ini menjadi pendukung moral untuk wadah perubahan dan jadikan pembelajaran terhadap kasus ini demi bangsa yang berdaulat, adil dan bijaksana terhadap mekanisme leadership bangsa Aceh. (r)
Via
Bireuen