Diduga Satu Bayi Baru Lahir Meninggal di RSUD Aceh Tamiang

ACEH TAMIANG --- Diduga akibat penangganan yang lambat, seorang bayi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Tamiang, Rabu (15/08/2018).

Menurut Satdam (28) orang tua dari bayi korban meninggal dunia tersebut, persalinan kelahiran ditangani Afriani Nadiya Str, Kp bidan praktek yang berlokasi di kampung bundar kecamatan karang baru.

"Bayi lahir dengan berat badan 1.200 gram, menurut bidan lahir dalam keadaan normal dan sehat, jelasnya saat ditemui di rumah duka di kampung perdamaian kecamatan kota Kualasimpang.

Tetapi beberapa jam kemudian  kondisi bayi semakin menurun dan bidan Afriani Memutuskan untuk merujuk bayi tersebut ke RSUD aceh tamiang agar mendapat penanganan lebih lanjut, ujarnya.

Namun ketika bayi sampai di RSUD 06.30 wib tidak ada penanganan yang berarti untuk si bayi, sekitar pukul 15.00 wib baru ditanggani oleh pihak dokter spesialis dan pihak keluarga menginginkan agar bayi tersebut dapat dirujuk ke RSUD Kota Langsa, tapi Allah berkehendak lain Sekitar pukul 16.30 bayi tersebut telah meninggal dunia dan semoga kejadian yang menimpa kami tidak terulang kembali pada pasien lain yang ada di RSUD Aceh Tamiang, tegas Satdam. 

Ditempat yang berbeda para wartawan menemui bidan Afriani Nadiya dan menanyakan perihal kronologis persalinan bayi tersebut dan bidan tersebut menjelaskan persalinannya normal dengan kehamilan berumur 9 bulan lahir dalam keadaan menangis dan saat itu bayi diberikan penanganan dengan menggunakan lampu karena dikhawatirkan akan menggalami kedinginan. 

"Kami telah melakukan observasi terhadap bayi dan jika terjadi kondisi kesehatan bayi menurun, kami akan rujuk bayi ke RSUD untuk penangganan lebih lanjut," lanjutnya.

"Ketika sampai di RSUD tidak ada para medis yang menyambut kami,  hanya para pekerja cleaning service yang berada di lokasi IGD dan kami mendapatkan para medis sedang lelap beristirahat tidur di ruangannya. 

Afriani menambahkan, kami sangat kecewa dengan penanganan yang sangat lambat di RSUD,  dengan kondisi Emergency para medis tidak dapat mengupayakan kehadiran dokter spesialis untuk dapat segera menanggani bayi tersebut. 

Lebih ironisnya lagi, ketika kami meminta kepada para medis untuk dapat dipasangkan alat bantu pernapasan bayi,  para medis tersebut menjawab mohon maaf bu bidan kami tidak dapat melakukannya karena alat bantu pernapasan tersebut dalam keadaan rusak. (Rah)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru