Kabupaten Gayo Lues Peringati Hari Anak Nasional ke-30

GAYO LUES --- Pelaksanaan kegiatan peringatan hari anak nasional ke-30 Tahun. 2018 di Kab. Gayo Lues yang dilaksanakan di gedung serba guna Bale Musara, Blangkejeren, Rabu (29/08/2018).

Acara dihadiri Asisten ll mewakili Bupati Gayo Lues Bp. Amrin ST
Danramil 06/Tripe Jaya mewakili Dandim 0113/GL Kapten Arh I wayan Ardibawa, Kasat Binmas mewakili Kapolres Gayo Lues Iptu Martinus, Para kepala SKPK Kab. Gayo Lues, Para Ibu anggota PKK Kab. Gayo Lues, Para pelajar di Kab. Gayo Lues. 

Ketua forum anak seribu bukit salah satu pelajar SMA Negeri 1 Blangkejeren Nadia putri Amini Aritonang mengatakan, Hari anak secara Nasional dilaksanakan pada tanggal 23 juli 2018, mudah mudahan dengan perayaan hari anak ini kita anak anak Indonesia lebih kreatif dalam kehidupan sehari hari di masyarakat. 

Di Kabupaten Gayo Lues forum anak seribu bukit secara resmi di bentuk pada tanggal 3 Mei 2017 yang lalu, dan untuk provinsi Aceh yang terdiri dari 23 Kabupaten/Kota, baru banda aceh yang dinyatakan sebagai wilayah kabupaten/kota yang layak anak. Kami berharap kedepan pemerintah dapat mewujudkan Kabupaten Gayo Lues sebagai kabupaten yang layak untuk anak. 

Kami forum anak seribu bukit telah ikut dalam kegiatan kegiatan di masyarakat seperti kegiatan sosial penggalangan dana untuk korban bencana, ikut serta dalam kegiatan TMMD yang dilaksanakan oleh Kodim, kegiatan membagikan takjil di bulan ramadhan dan kegiatan lainnya.

Nadia juga dalam kesempatan ini  mohon kepada bapak dari TNI/POLRI bekerja sama dengan forum anak seribu bukit untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami bahwa bapak bapak tidak untuk ditakuti anak akan tetapi TNI/POLRI adalah sahabat anak. 

Adapun isi dari suara anak indonesia Tahun 2018 kabupaten gayolues, mendukung pemerintah untuk membuat regulasi terkait musrenbang anak tingkat daerah dan Merealisasikan hasil musrenbang anak tersebut. Memohon kepada pemerintah memudahkan akses pelayanan akta kelahiran di daerah Tertinggal terdepan, dan terluar.

Mengajak keluarga Indonesia untuk meningkatkan pengasuhan terhadap anak dan pangawasan terhadap tayangan yang tidak layak anak. Memohon pemerintah menyelaraskan peraturan perundang-undangan mengenai batas minimal usia perkawinan.
 
Forum Anak bersama pemerintah berkomitmen untuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai dan Mendahyah gunakan sampah plastik untuk di daur ulang di indonesia. Menolak segala bentuk perundungan di sekolah, lingkungan masyarakat dan media sosial.

Memohon kepada pemerintah untuk menyediakan fasilitas peningkatan kebudayaan agar anak indonesia dapat melestarilan nilai budaya dan cinta  tanah air. Mendukung pemerintah menerapkan wajib belajar 12 tahun dan mengaptimalkan anggaran pendidikan serta mempermudah masuk sekolah.

Memohon kepada pemerintah untuk pemerataan fasiltas bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat Mengurangi Diskriminasi Forum Anak, masyarakat, dan pemerintah bekerjasama untuk menunjang masa depan  anak berhadapan dengan hukum.

Bupati kabupaten Gayo Lues melaui Asisten ll . Amrin ST. Dalam sambutanya, Anak adalah pelita kehidupan dalam keluarga. Anak menjadi pelipur lara dalam suka dan duka dalam kehidupan. Karena Anak juga, kita punya semangat untuk terus bertahan dan maju untuk meningkatkan kesejahteraan Anak dan demi masa depan.

Oleh karena itulah, Anak menjadi perhatian serius para orang tua untuk menggali dan memberi ruang gerak aktivitas baik sebagai hobi maupun sebagal proses pencarian karakter kepribadian Anak Hingga Anak besar dan dewasa. 

Dengan begitu, harapan semua orang tua terhadap masa depan Anak, supaya lebih gemilang dan lebih baik dari kondisi orang tuanya sekarang. Pada akhimya, kelak. Anak tempat bersandar dan berteduh di usia senja orang tuanya. Dan dapat menjadi pelita bagi penerang orang banyak dalam kegegalapan.

Inilah cikal bakal, masa depan Anak yang menjadi pemimpin keluarga, bangsa maupun lingkungannya dan daerahnya. 

Semua Anak punya kesempatan yang sama dalam menata dan mengatur karakter pribadi Anak. Sang penentu adalah Anak itu sendiri.

Persoalan utamanya adalah pendidikan dasar Anak terletak dalam keluarga Anak itu sendiri. Prinsipnya, baik - buruk kelakuan Anak mencerminkan pendidikan dari orang tuanya di rumah.

Tantangan terus menerus dihadapi, kemudian lingkungan masyarakat menjadi pendorong terbentuknya, kelakuan Anak. Lingkungan masyarakat yang bersih dari hal-hal penyakit masyarakat seperti; merokok, ganja, narkotika, dan ngelem (menghisap candu lem). Kelakuan buruk ini, telah merambah ke desa-desa dan lingkungan masyarakat tanpa mengenal batas usia.

Ciri-ciri Anak terdidik dalam keluarga yakni terlihat dengan disiplin memanfaatkan waktu bermain dan belajar. Anak akan terlatih dan terbiasa dengan aktivitasnya seharian. Bila di rumah, rajin belajar dan beribadah dan di sekolah belajar dan bermain dalam interaksi seusianya dan santun terhadap guru-gurunya. Sehingga, pengenalan jati diri Anak di dapat di rumah dan di sekolah serta lingkungan masyarakat yang jauh dari penyakit sosial tersebut.

Adapun cara mendidik Anak di keluarga selama ini, hampir setiap keluarga telah memiliki hand phone, telepon genggam pintar. Dampaknya, kecendrungan Anak menghabiskan waktu di rumah tidak lagi dengan membaca buku (literasi) tetapi menghabiskan waktu berjam-berjam dengan permainan game di telepon pintar tesebut.

Prinsipnya, sistem dagang Era Globalisasi ini adalah yang penting untung dan mengabaikan dampak sosialnya. Karena lingkungan masyarakat Indonesia kita umumnya, belum siap menerima kecanggihan telepon pintar ini. Sehingga, kita dituntut untuk lebih maju, dan cepat bertindak melalui media informasi yang serba On Line berbagai perangkat media sosial ini, seperti; Face Book, Instagram, Twitter, What's up atau WA.

Pada kesempatan Acara Hari Anak Nasional Ke-30 ini, merupakan momentum penting untuk kita semua. Usia Ke-30 merupakan wujud nyata bahwa kita tiap tahunnya memperingati acara ini. Maksudnya, kita para orang tua sudah sepantas dan sewajarnya memperhatikan Hak-Hak Anak kita, dan menjauhi perlakuan diskriminatif terhadap Anak. 

Dalam pengertiannya, berikanlah kebebasan ruang belajar Anak untuk meningkatkan kesadaran masa depan melalui pendidikan. Dengan begitulah, kita para orang tua harus memulai dari keluarga kita tercinta. Peran asuh orang tua terhadap Anak adalah pondasi penting dan pendorong semangat Anak terus belajar.

Tempalah kepribadian Anak dari hal-hal biasa yakni disiplin belajar di sekolah dan di rumah. Jauhilah kelakuan Anak yang negatif. Tujuan acara ini, saya tegaskan bahwa melalui peningkatan Hak-Hak Anak sebagai ruang bebas mencerdaskan dan mengkarakterkan kepribadian melalui pendidikan Anak merupakan salah satu cara untuk memutuskan rantai kemiskinan.

Karena itu, dengan adanya kesadaran orang tua untuk meningkatkan pendidikan Anak maka investasi pendidikan Anak tak ternilai sepanjang masa. Kesuksesan dan keberhasilan Anak dalam mencapai kemandiriannya dalam belajar dan menentukan masa depannya menjadi contoh bagi keluarga dan lingkungannya bahwa Pendidikan adalah harta tak ternilai sepanjang hayat di kandung badan. Serta mampu memuliakan baik keluarga maupun lingkungan masyarakat, Bangsa dan Negaranya.

Amrin ST ,mengucapkan terima kasih kepada panitia Penyelenggara dan semua pihak yang telah membantu suksesnya Acara Hari Anak Nasional Ke-30 ini di Kabupaten Gayo Lues. (Kamsah Galus)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru