Aceh Utara
News
Senator Fachrul Razi: Nawacita Jokowi Sudah Bagus, Tapi Nawaitu nya yang tidak ada!
LHOKSEUMAWE --- Senator H. Fachrul Razi, MIP anggota DPD RI asal Aceh mengkritik keras pemerintahan Jokowi dalam presentasi nya berjudul Kebijakan Politik Pertanian: Evaluasi dan Catatan Kritis, pada Seminar Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) XII.
"Nawacita Jokowi sudah bagus tapi Nawaitu nya tidak ada, praktek dan implementasi dilapangan tidak sesuai dengan Nawacita yang gencar gencarkan dalam visi misi Presiden," demikian jelasnya dalam pemaparan yang disambut tepuk tangan ratusan senat mahasiswa Pertanian dari seluruh Indonesia yang berkumpul di kampus Unimal, 6 Agustus 2018.
Pemerintah Indonesia dalam Nawacita menjadikan Kedaulatan Pangan sebagai Nawacita utama dengan menghabiskan 103 Triliun, namun menurut senator muda ini, nasib petani semakin terpuruk, dan lahan pertanian semakin berkurang.
"Anehnya hutang luar negeri semakin tinggi dan impor jagung dan beras masih terus dilakukan, ini negara mau dijadikan apa?" kritik Fachrul Razi yang memaparkan data data tahun 2014-2018 berkaitan kinerja pemerintahan pusat dalam bidang pertanian dan perekonomian.
Dalam Seminar Nasional yang bertema "Meningkatkan Sumber Daya Petani Berbasis Teknologi Salam Menunjang Perekonomian Indonesia" turut dihadiri perwakilan dari Kementerian Pertanian, Rektor Unimal Prof Dr.Afridar, MSi dan Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Mawardati, M.Si dan M. Rizal, SH, M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdako Lhokseumawe.
Sementara itu dalam sambutan pembukaan seminar, Rektor Unimal Prof Dr. Apridar MSi, mengatakan bahwa Pertanian merupakan kunci utama perekonomian bangsa.
"Dibutuhkan Laboratorium yang handal dalam upaya menghasilkan hasil pertanian yang dapat meningkatkan perekonomian," kata Rektor Unimal.
"Para mahasiswa dan akademisi harus memikirkan bagaimana bisa menghasilkan produk di bidang pertanian dan ini bisa membanggakan kita," ujar Rektor.
Rektor Unimal menjelaskan produk hasil pemikiran atau penelitian para mahasiswa dan akademisi dalam bidang pertanian menjadi penting. "Banggalah menjadi petani dengan menghasilkan produk-produk pertanian yang dapat berdayaguna bagi para petani" tegasnya.
Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Handewi Purwati Saliem, MS mengatakan kemandirian pangan dapat dihasilkan melalui kedaulatan. Kebijakan pangan adalah bagaimana kita mampu meningkatkan kapasitas produksi pangan.
"10 tahun terakhir mengalami penurunan para tenaga petani," ungkap Dr. Ir. Handewi Purwati.
Menurutnya, peran generasi muda adalah bagaimana menarik generasi muda mau terjun dan bergelut di dunia pertanian melalui industri pertanian dan mampu memperbaiki citra pertanian.
"Memiliki visi entrepreneur di bidang pertanian. Inovasi sistem pertanian. Para petani diberikan kemudahan dalam proses pertanian, demikian dapat mendorong tenaga muda di bidang pertanian,' ungkap Handewi yang juga Peneliti Utama PSEKP Kementerian Pertanian.
Senator Aceh, H. Fachrul Razi, MIP juga dalam sesi presentasinya menjelaskan bahwa kondisi pertanian sangatlah memprihatinkan.
"Petani kita berada dalam lingkaran kemiskinan dimana para petani menjadi termiskinkan, karena framework dari pemerintah sangat sentralistik," kata Senator Fachrul Razi.
Menurutnya dengan dana APBN yang begitu besar, tidak ada upaya dari pemerintah untuk mencerdaskan para petani. Peningkatan ekonomi di Indonesia saat ini adalah semu.
Mewujudkan kedaulatan pangan dan kejayaan petani merupakan prioritas pertama yang tertuang dalam Nawa Cita program presiden Jokowi. "Namun saat ini kehidupan para petani masih belum bisa ditingkatkan taraf hidupnya," tegas Fachrul Razi.
Stabilitas harga pangan yang semu. Harga di pasar lebih tinggi dibandingkan harga acuan. Ketimpangan dan kepemilikan lahan semakin memburuk. Kebijakan pangan masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. Demikian beberapa hal yang diungkapkan oleh Fachrul Razi, MIP Senator DPD RI asal Aceh.
"103 Triliun dana untuk kepentingan peningkatan kedaulatan pangan maka pastikan dana itu benar-benar termanfaatkan oleh masyarakat yang bergelut di dunia pertanian," tutup Fachrul Razi. (r)
Via
Aceh Utara