Festival GAMIFest 2018 dan Budaya Saman Indosiana di Gayo Lues Ditutup

GAYO LUES - pelaksanaan kegiatan penutupan Gayo Aceh Mountain Internasional Festival (GAMIFest)  Tahun 2018 dan festival Budaya Saman Indonesiana bertempat di Stadion Seribu Bukit Blangkejeren Kab. Gayo Lues, Sabtu (24/11/2018).

Kegiatan dihadiri Dirjend kebudayaan RI yang di wakili  Drs. Siswanto, MM, Deputi Koordinasi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan diwakili Pamuji lestari, MSC, Bupati Gayo Lues  H. Muhammad Amru, Wakil Bupati H Said Sani, Sekdakab H. Thalib, S.Sos, MAP, Ketua DPRK H. Ali Husin, SH, Wakil Bupati Aceh Tenggara Bukhari, Kapolres Gayo Lues  AKBP Eka Surahman, SIK, Kasdim 0113/GL Mayor Inf Imam Sukoco, S.Ag. 

Para asisten dan Staf Ahli Bupati Gayo Lues, Para SKPK Gayo Lues, perwakilan Forkopimda Aceh Tengah, Aceh Tenggara dan Bener Meriah, Para PNS dan Masyarakat Gayo Lues

Ketua Panitia  H. Thalib, S.Sos, MAP dalam sambutanya, Kegiatan Gamifest dan Festival Budaya Saman sudah dilaksanakan mulai Bulan September 2018 serta semua kegiatan telah dilaksanakan dengan baik dan hari ini adalah puncak dari seluruh kegiatan.

Khusus untuk Festival Budaya Saman yang dilaksanakan di Kabupaten Gayo Lues diaelenggarakan mulai tanggal 2 oktober 2018 dengan rincian seminar saman, Workshop gerak dan syair saman, Kompetisi Bejamu Saman, Kompetisi Bines,Kompetisi Kopi, Kompetisi Kerawang, Kompetisi Musik Etnik, yang ditutup dengan saman Bale Asam, Saman dan Bines Masal

Untuk kegiatan Saman Bale Asam dan tari bines melibatkan 660 orang yaitu penari saman sebanyak 330 orang dan Penari Bines sebanyak 330 orang dari 11 Kecamatan di Gayo Lues.

Semoga Acara ini memeberikan cahaya terang dari keberadaan suku gayo dan alas dengan demikian Gayo Lues telah ambil bagian secara nyata dalam memperkaya khasanah budaya bangsa.

Bupati Gayo Lues  H Muhammad Amru dalam sambutanya, Hari ini ada Dua Even Besar yang sebentar lagi akan ditutup secara resmi. Pertama Penutupan Festival Bejamu Saman "Roa Lo Roa Ingi" (Dua Hari Dua Malam) yang dikemas dalam Program Indonesiana. 

Kedua, hari ini juga kita akan melakukan acara Penutupan kegiatan Pengembangan Kawasan Gayo Alas Mountain Internasional Festival (Gamifest), yang telah dibuka di Takengon Aceh Tengah pada 14 September 2018.

Acara ini merupakan usaha strategis dalam rangka mempercepat usaha pembangunan di empat wilayah tengah, yaitu Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara dan Kabupaten Gayo Lues. Karena Isu strategis ini menyahuti keinginan Presiden Republik Indonesia, Joko Wododo untuk membangun Menara Indonesia dari Pinggiran.

Pinggiran bukan saja dari pedesaan, akan tetapi nun jauh dari Pusat Pemerintahan di Jakarta, yaitu daerah pedalaman Provinsi Aceh yang terdiri dari Empat Kawasan di Wilayah Tengah, Ketertinggalan keempat Kawasan ini merupakan pekerjaan rumah paling besar bagi Pemerintah Indonesia saat ini. 

Kami tidak ingin pekerjaan besar bangsa ini hanya ditanggung oleh Pemerintah Pusat, akan tetapi kami ikut bertanggung jawab atas semua itu, maka dengan kemampuan yang ada Isu Strategis yang kami beri nama Gamifest sebagai usaha pengembangan diri, memperbaiki diri, mendongkrak berbagai ketertinggalan akan terus diupayakan karena Gamifest adalah sebuah usaha pembangunan kawasan wilayah tengah menjadi kawasan strategis pembangunan Nasional. 

Upaya yang kami lakukan ini akan sia-sia ketika semua kita tidak bergandeng tangan dalam melakukan yang terbaik bagi keempat kawasan ini, terutama campur tangan Pemerintah Pusat.
Leluhur Masyarakat Gayo. Artinya berat sama-sama dipikul, dan ringan sama-sama dijinjing. Dibutuhkan sebuah kebersamaan dalanm menyingsingkan lengan baju dalam meraih ketertinggalan pembangunan, ekonomi maupun budaya. 

penyelenggara pemerintahan dipusat merupakan soko guru dan panutan dalam menjalankan roda pemerintahan, kami masyarakat yang berada dikawasan ini sebagai anak yang siap menerima belai kesejukan tangan dingin pemerintah Jakarta untuk mendapatkan setitik harapan perbaikan dimasa mendatang.

Kegiatan Gamifest dan Indonesiana akan terus berlangsung setiap tahun, untuk Gamifest tahun depan akan dibuka di Gayo Lues, dan akan ditutup di Kabupaten Aceh Tenggara. 

Selanjutnya pada Tahun 2020 Gamifest akan dibuka di Aceh Tenggara dan akan ditutup di Bener Meriah.

Ini merupakan wujud kebersamaan dalam membangun kawasan Gayo Alas yang dibungkus rapi dalam Fetival Budaya, dimana casingnya adalah budaya dan intinya harapan dan perhatian atas pembangunan yang merindukan percepatan pembangunan disemua lini kehidupan oleh Pemerintah Pusat.

Kawasan Gayo dan Alas harus dibangun secara khusus. kawasan ini memiliki kelebihan tersendiri, baik alam maupun budayanya yang berbeda dengan teman- teman yang mendiami daerah pesisir karena Kawasan ini memiliki Taman Nasional Gunung Leuser sebagai Paru-Paru Dunia. Program ini diciptakan dalam pertemuan mengenai pemeliharaan warisan Kebudayaan dan Alamiah Dunia yang dikuti oleh Konprensi Umum UNESCO pada 16 November 1972 juga kita memiliki Tarian Saman yang telah menjadi Warisan Dunia Tak Benda oleh UNESCO, pengakuan tersebut ditandatangani pada tanggal 24 November 2011 di Bali.

Kopi di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kopi Pantan Cuaca di Gayo Lues, Sederetan Hutan Pinus, Tari Didong di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Didong di Gayo Lues, Tari Bines di Gayo Lues yang secara spesifik hanya dimainkan oleh wanita-wanita cantik Negeri ini, semua ini tidak dimiliki oleh daerah lain. 

Disamping itu keempat wilayah ini memiliki ciri khas dalam bentuk busana, kami masing-masing memiliki ukiran busana tersendiri, dalam bahasa daerah kami sebut dengan Pakaian Kerawang Disisi lain pada kesempatan ini kami mohon Kepada Pemerintah Pusat, melalui Bapak Dirjen Kebudayaan agar dapat membantu kami dan membangun "Saman Center" sebagai pusat kebudayaan Gayo Lues.

Kekhasan yang dimilki Wilayah Tengah ini disamping berbeda budaya, adat istiadat juga berbeda bahasa jika dibandingkan dengan daerah peisisir maupun Indonesia secara umum.

Dalam rangka memacu berbagai ketertinggalan inilah kami berusaha dengan acara kami sendiri untuk melakukan berbagai trobosan, salah satunya melalui Media Budaya yang kami kemas dalam program Indonesiana dan Gamifest. 

Dengan usaha ini kami yakin akan hadir secercah harapan dimasamendatang untuk menumbuh kembangkan berbagai sektor pembangunan, baik pembangunan ekonomi maupun sektor kehidupan lainnya yang berimbas kepada kesejahteraan masyarakat.

Khusus untuk Kabupaten Gayo Lues, pada masa pemerintahan yang kami jalankan, sektor mental melalui tatanan kehidupan beragama menjadi penting, karena sektor itulah nantinya akan mampu menopang Etika, Estetika Negeri ini dalam pembangunan dimasa mendatang Pembangunan akan hancur dan runyam ketika Etika dan Prilaku Manusia akan jauh dari tatanan Keagamaan yang kita yakini bersama. Untuk itu, maka Negeri ini kami juluki dengan "Negeri Seribu Hafizd". 

Sektor lain yang amat menentukan keberlanjutan pembangunan dimasa mendatang adalah bagaimana kita secara bersama mampu menerobos usaha pembangunan landasan pacu Bandara Senubung untuk diperpanjang, sehingga pesawat yang akan mendarat biasa dilandasi oleh pesawat yang berbadan lebar

Untuk transportasi darat, jalan yang menghubungkan Gayo Lues ke Kabupaten tetangga Aceh Tenggara yang jaraknya lebihkurang 108 km selama ini ditempuh selama 3 jam, andaikata ruas jalan ini dapat kita perpendek dengan cara memotong ratusan kelokan, kami yakin dari 3 jam perjalanan darat akan mampu dihemat kurang dari 2 jam perjalanan

Dalam kesempatan ini, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Gayo Lues mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar tanggal 24 Nopember dapat dijadikan Hari Saman dan Kerawang Internasional. (kamsah galus)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru