Jalan Seuneubok Bayu Rusak Parah, Ternyata Ini Penyebabnya

NET ATJEH, ACEH TIMUR --- Akibat ulah berlebihannya tonase yang diduga oleh  angkutan Kelapa Sawit PT Tualang Raya yang berlokasi di Gampong Seuneubok Bayu, Kecamatan Indra Makmu, kabupaten Aceh Timur sangat berdampak buruk terhadap aktivitas kepada seluruh masyarakat setempat.

Akibat yang dirasakan adalah susahnya akses jalan yang dilalui oleh anak-anak sekolah menuju Gampong Alue Ie Mirah, akses orang sakit menuju Rumah Sakit daerah di Idi Rayeuk, rusaknya hasil perkebunan dan pertanian mencapai 40% karena busuk dan rusak, serta rusaknya kendaraan roda dua masyarakat akibat ketebalan lumpur dijalan mencapai 30 cm.

Hal tersebut diungkapkan Geuchik Desa Seneubok Bayu, Alatif Raman atau yang akrab disapa Geuchik Pateng yang didampingi Romi Syahputra, ketua Gerakan Pemuda Indra Makmu (GPIM) kepada media ini. Minggu 09 Desember 2018.

Menurutnya, kondisi seperti ini mempengaruhi pengeluaran warga miskin setempat, karena biaya transportasi yang dikeluarkan bertambah besar.

Ironisnya PT Tualang Raya yang memiliki lahan sekirat 5 ribu hektar setiap hari nya mengeluarkan sawit 4 hingga 5 truk tronton, dengan rata-rata tonase angkutan seberat sekitar 20 ton per-truck. "Aktifitas mereka di lapangan juga dibantu oleh alat berat untuk membantu truck yang tersangkut di beberapa ruas jalan yang sangat rusak" jelas Keuchik Pateng.

Beberapa perangkat Desa telah mencoba untuk melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan melalui  humasnya terkait lebihnya tornase, tetapi tidak ada tanggapan yang positif.

Bila kondisi seperti ini terus berlanjut, di khawatirkan akan menimbulkan konflik warga dengan pihak Perusahaan Sawit tersebut, dan berpontensi konflik horizontal. 

Lebih lanjut kata Geuchik Pateng, dalam beberapa hari kedepan, Pemerintah Gampong Seuneubok Bayu bersama masyarakatnya akan melakukan blokade jalan untuk kendaraan roda empat ke atas dengan menyurati Muspika Indra Makmu dan tembusan kepada Muspida Kabupaten Aceh Timur.

"Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi bahu jalan agar tidak semakin rusak parah dengan tuntutan harus segera ada solusi bersama" kata Geuchik Pateng yang juga mantan Kombatan GAM Sagoe Alue Ie Mirah.

Ada beberapa tuntutan yang akan diajukan oleh Pemerintah Gampong Seuneubok Bayu  kepada PT Tualang Raya dan kontraktror  Block Pasee yang melakukan aktifitas Moving alat berat ke lokasi Triagle Pasee di Gampong Blang Seunong Kecamatan Pantee Bidari.

Yang pertama adalah tuntutan kepada PT Tualang Raya, untuk menguragi tonase angkutan, dengan mengunakan truck 3/4 diesel, dan tidak menggunakan truck engkle atau dumtruck besar.

Kedua, PT Tualang Raya harus bertangung jawab secara penuh terhadap kerusakan jalan, dengan memperbaiki bahu jalan dengan material yang baik dan melakukan pembuatan parit pada bahu jalan. 

Ketiga meminta PT Tualang Raya untuk menyediakan fasilitas antar jemput anak sekolah ke desa ke Alue Ie Mirah, selama kondisi jalan tersebut belum di perbaiki.

Yang ke empat, perusahaan yang mengangkat alat berat ke lokasi PT Triangel Pase agar mengurus ijin mengunakan jalan umum ke pemerintah setempat dan memberikan kompensasi kepada Desa Seuneubok Bayu karena menggunakan akses jalan umum yang merupakan tanah warga, atau tidak melalui jalan Gampong Seuneubok Bayu, karena lokasi migas PT.Triagle Pasee memiliki akses sendiri melalui Aceh Utara.

Menurut Keuchik Pateng, sebagian jalan tersebut bukan jalan negara, dan itu masuk dalam area lahan sertifikat warga, dari batas Gampong Alue Ie Mirah sampai batas pagar gajah (kilo meter 1), seharusnya Perusahaan itu sadar, sejak dilalui oleh Perusahaan, warga tidak pernah meminta kompensasi apapun, seharusnya mereka membuat akses khusus, dengan membeli lahan masyarakat, ini udah gratis tidak di jaga lagi, jika warga protes dan memblokade tanahnya yang bersertifikat sah-sah saja, terus mereka Perusahaan mau bilang apa?, tanya Kepala Desa tersebut.

Bila ini tidak segera ditindak lanjuti, dikhawatirkan akan menjadi bom waktu yang akan menciptakan konflik baru, suatu saat masyarakat akan menuntut hak nya. "Kami sebagai warga bukannya menolak kehadiran Perusahaan tersebut karena juga memberikan dampak positif tetapi jika cara mainnya begini, ya ini seperti penjajah". Tutup yang juga Wakil Panglima KPA Sagoe Alue Ie Mirah, wilayah Peureulak ini. (Basri)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru