News
,"Adapun Usman Lamreung mengatakan, terkait Kekayaan Alam yang sangat besar di Kabupaten Aceh Besar, begini diuraikan Usman Lamreung melalui Rilis yang di terima Media TheAtjehNet.Tunggu dulu, harapan rakyat Aceh Besar tersebut, tidak berjalan mulus setelah mandat diberikan oleh rakyat kepada legislatif dan eksekutif.
Kabupaten Aceh Besar Wilayah Berbatasan Dengan Kota Banda Aceh, Pidie dan Aceh Jaya
ACEH BESAR- Wilayahnya Kabupaten Aceh Besar begitu luas dengan berbagai kekayaan alam yang sangat besar, perikanan dan kelautan, perkebunan, pertanian, parawisata, perternakan dan lainnya.
Informasi di peroleh Media Ini Rabu 24 Juni 2020 Malam menyebutkan, Untuk mengelola sumber daya alam tersebut, pasti dibutuhkan tenaga-tenaga handal, SDM yang mumpuni, dukungan anggaran yang memadai dan tak kalah penting adalah keseriusan pemangku kekuasaan Legislatif, eksekutif, para elit, politisi, ulama, pemuda, mahasiswa dan rakyat Aceh Besar.
Maka sudah seharusnya Aceh Besar dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada, difasilitasi pemerintah kabupaten baik legislatif, eksekutif dan elemen lainnya, seharusnya mampu keluar dari berbagai ketinggalan dan mengejar ketinggalan dengan daerah lain.
,"Adapun Usman Lamreung mengatakan, terkait Kekayaan Alam yang sangat besar di Kabupaten Aceh Besar, begini diuraikan Usman Lamreung melalui Rilis yang di terima Media TheAtjehNet.Tunggu dulu, harapan rakyat Aceh Besar tersebut, tidak berjalan mulus setelah mandat diberikan oleh rakyat kepada legislatif dan eksekutif.
Salah satunya yang muncul ke publik adalah konflik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar, beberapa waktu yang lalu, menyebabkan komunikasi dan koordinasi menuai masalah, dan berpengaruh pada kinerja bawahannya yaitu para birokrat dan PNS. Berbagai janji politik yang pernah di sampaikan menjadi macet alias tak berjalan semestinya, akibat retaknya kedua pilihan rakyat tersebut.
Akibat konflik kedua pemangku kekuasaan tersebut, berbagai kebijakan dan program macet alias lambat bergerak.
Sudah hampir tiga tahun kepemimpinan pasangan Amar Makruf Nahi Mungkar ini berjalan, tapi masih banyak janji politik belum terealisasi, baik penguatan nilai-nilai syariat Islam, Reformasi dan penguatan SDM dan pengetasan kemiskinan belum sepenuhnya berjalan.
Nampaknya biarpun kepemimpinan pasangan putih sudah kembali konsolidasi dan islah, namun dis-komunikasi masih sarat terjadi, bisa jadi sampai akhir periode kepemimpinan mereka dis-komunikasi tetap terjadi.
Malah bisa terjadi pada periode kedua, Mawardi Ali dan Waled Husaini, mereka keduanya bisa menjadi lawan politik saat pilkada 2022.
Berbicara pilkada tahun 2022 di Aceh Besar, akan sangat dinamis, karena lawannya sangat berat yaitu incambent Mawardi Ali dan Walid Husaini.
Tentu keduanya diprediksi tidak lagi berpasangan, namun bakal bersaing dengan yang lain.
Maka pada periode pilkada 2022 di Aceh Besar harus muncul tokoh-tokoh muda, yang selama ini sudah berwara-wiri dikancah dunia politik praktis. Tokoh-tokoh muda Aceh Besar harus di munculkan pada pilkada 2022.
Saya melihat potensi-potensi besar ada pada tokoh muda Aceh Besar dan harus di munculkan ke publik sebagai persiapan awal, biarpun kadang-kala nantinya tidak dipilih di pilkada 2022. Namun harus di munculkan agar tokoh-tokoh muda punya kesempatan dan merebut peluang-peluang yang ada termasuk merebut kekuasaan saat pilkada datang,"terang Usman Lamreung.(Rel)
Via
News