Ekbis
Kematian akibat Kelaparan Lebih Tinggi dari Infeksi Corona
JAKARTA - Lembaga nirlaba yang fokus menyoroti kemiskinan dunia, Oxfam memperingatkan potensi kematian akibat kelaparan saat pandemi Covid-19 diperkirakan mencapai 12 ribu per hari di akhir 2020. Dalam laporan yang dirilisnya, Oxfam menyebut potensi kematian akibat kelaparan bisa merenggut lebih banyak nyawa dari infeksi virus corona sendiri.
Untuk perbandingan, Johns Hopkins University mencatat angka kematian tertinggi akibat Covid-19 harian tertinggi pada 17 April lalu sebanyak 8.890 orang.
"Pandemi ini adalah tantangan terakhir bagi jutaan orang yang telah berjuang atas dampak konflik, perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan sistem pangan yang rusak yang telah memiskinkan jutaan produsen dan pekerja pangan," kata Direktur Eksekutif Sementara Oxfam Chema Vera seperti dikutip dari CNN, Minggu (12/7).
Lebih lanjut, data program pangan dunia yang dikutip oleh Oxfam memperkirakan pada 2019 sekitar 821 juta orang tak memiliki cadangan pangan memadai dan 149 juta di antaranya mengalami "kelaparan tingkat krisis atau lebih buruk".
Proyeksi saat ini menyebut jumlah yang mengalami kelaparan tingkat krisis mencapai 270 juta pada 2020 sebagai akibat dari pandemi virus corona, melejit lebih dari 80 persen dari tahun sebelumnya.
Oxfam menyebut ada 10 titik kelaparan terparah di dunia yaitu Yaman, Kongo, Afghanistan, Venezuela, Afrika Barat, Ethiopia, Sudan, Sudan Selatan, Suriah, dan Haiti.
Selain itu, efek negatif pandemi juga dirasakan di beberapa negara berpenghasilan menengah seperti Brasil, India, dan Afrika Selatan.
Diketahui, Brazil dan India adalah negara yang mengalami infeksi wabah virus corona terbesar kedua dan ketiga di dunia, di bawah Amerika Serikat. Kasus di Brasil telah melampaui 1,7 juta, dan India memiliki lebih dari 767 ribu kasus.
Tingkat kelaparan meningkat secara global, tak terkecuali Amerika Serikat. Sepanjang pekan lalu, sebanyak 1,3 juta orang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran. Menurut Feeding America, tambahan 17 juta orang di AS kemungkinan rawan pangan tahun ini sebagai akibat dari pandemi.
Oxfam menyebut jika ditotal, ada 54 juta orang Amerika yang berjuang untuk meletakkan makanan di atas meja atau satu dari enam orang.
Di antara banyaknya masalah yang membuat orang tidak mampu membeli makanan karena hilangnya pendapatan yang disebabkan oleh pengangguran atau berkurangnya pembayaran remitansi.
Selain itu, dukungan sosial bagi mereka yang bekerja di sektor informal, dan gangguan pada rantai pasokan dan rintangan yang dihadapi oleh produsen juga menjadi penyebabnya.
Pembatasan perjalanan karena pemberlakuan penguncian wilayah (lockdown) juga disebut berdampak bukan hanya pada pekerja dan petani, tetapi juga pada pengiriman bantuan kemanusiaan.
Serangkaian masalah ini memperburuk kelaparan global, termasuk konflik di sejumlah negara, perubahan iklim, dan meningkatnya ketidaksetaraan.
(wel/evn)
Via
Ekbis