News
BMKG: Aktivitas Gempa di Pidie Jaya Meningkat
BANDA ACEH - BMKG Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh Besar merilis Kaleidoskop tentang kejadian gempa tektonik di wilayah Aceh. Dari data yang dirilis tersebut, ada peningkatan aktivitas gempa di sejumlah wilayah, salah satunya Kabupaten Pidie Jaya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kabupaten Pidie Jaya pada Senin (22/3/2021) malam diguncang tiga kali gempa bumi tektonik dengan kekuatan bervariasi. Gempa tersebut terjadi dengan rentang waktu hampir bersamaan pada lokasi yang berdekatan.
"Di awal Januari 2021 BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar telah merilis Kaledioskop 2020 tentang kejadian gempa tektonik wilayah Aceh. Ternyata potensi peningkatan seismisitas terjadi di beberapa wilayah Aceh diantaranya Pidie - Pidie Jaya," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro kepada rri.co.id di Banda Aceh, Selasa (23/3/2021).
Gempa pertama terjadi pada pukul 19.56 WIB dengan kekuatan 3,6 SR, kemudian disusul gempa berkekuatan 3,1 SR pada pukul 20.02 WIB. Gempa ketiga dengan kekuatan 2,9 SR berselang satu jam kemudian.
Menurutnya, berdasarkan peta seismisitas bulan Januari - Februari 2021 terjadi peningkatan aktivitas gempa bumi tektonik di wilayah Sumatera termasuk Aceh.
Djati menjelaskan, wilayah Pidie Jaya dilintasi beberapa sesar aktif di antaranya segmen patahan Pante Raja dan Trienggadeng.
"Terkait klaster, merujuk pada data sejak tahun 2010 sampai dengan 2020, aktivitas gempa di daerah Pidie Jaya dan sekitarnya secara konsisten berkontribusi secara aktif menghasilkan gempa bumi. Pada lokasi tersebut setidaknya terdapat tiga segmen patahan aktif yakni patahan Pante Raja/Trienggandeng, patahan Samalanga Sipopok dan segmen Aceh sentral. Demikian juga secara spasial tiga kejadian gempa bumi yang terjadi berasosiasi pada tiga segmen patahan tersebut," terang Djati.
Namun, tambah Djati, pihaknya telah memastikan bahwa kejadian gempa di Kabupaten Pidie Jaya pada Senin malam tidak dirasakan oleh masyarakat. Gempa yang berpusat di daratan ini juga dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
"Ini aktifitas tektonik dan termonitor oleh sensor-sensor yang terpasang di wilayah Aceh. Hingga tiga kali gempa tektonik terjadi di wilayah Pidie Jaya namun tidak ada info dari masyarakat yang merasakan dampak gempa tersebut, di BPBD Pidie Jaya sudah terpasang peralatan WRS New Gen yang selalu mberikan warning jika terjadi gempa tektonik," ungkapnya.
Djati juga melaporkan kejadian gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan bangunan.
"Dan dari tiga kejadian gempa tektonik Senin 22 Maret 2021 malam yang teranalisa oleh petugas di BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, belum ada info adanya dirasakan atau dampak kerusakan," pungkasnya.
Seperti diketahui, wilayah Pidie Jaya merupakan salah satu daerah rawan gempa. Daratan Pidie Jaya dan sekitarnya ini pernah diguncang gempa berkekuatan 6,4 magnitudo pada Desember 2016 lalu. Gempa tektonik ini menyebabkan ribuan rumah rusak, lebih dari seratus korban meninggal dunia dan ribuan korban selamat terpaksa mengungsi. [RRI]
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kabupaten Pidie Jaya pada Senin (22/3/2021) malam diguncang tiga kali gempa bumi tektonik dengan kekuatan bervariasi. Gempa tersebut terjadi dengan rentang waktu hampir bersamaan pada lokasi yang berdekatan.
"Di awal Januari 2021 BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar telah merilis Kaledioskop 2020 tentang kejadian gempa tektonik wilayah Aceh. Ternyata potensi peningkatan seismisitas terjadi di beberapa wilayah Aceh diantaranya Pidie - Pidie Jaya," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro kepada rri.co.id di Banda Aceh, Selasa (23/3/2021).
Gempa pertama terjadi pada pukul 19.56 WIB dengan kekuatan 3,6 SR, kemudian disusul gempa berkekuatan 3,1 SR pada pukul 20.02 WIB. Gempa ketiga dengan kekuatan 2,9 SR berselang satu jam kemudian.
Menurutnya, berdasarkan peta seismisitas bulan Januari - Februari 2021 terjadi peningkatan aktivitas gempa bumi tektonik di wilayah Sumatera termasuk Aceh.
Djati menjelaskan, wilayah Pidie Jaya dilintasi beberapa sesar aktif di antaranya segmen patahan Pante Raja dan Trienggadeng.
"Terkait klaster, merujuk pada data sejak tahun 2010 sampai dengan 2020, aktivitas gempa di daerah Pidie Jaya dan sekitarnya secara konsisten berkontribusi secara aktif menghasilkan gempa bumi. Pada lokasi tersebut setidaknya terdapat tiga segmen patahan aktif yakni patahan Pante Raja/Trienggandeng, patahan Samalanga Sipopok dan segmen Aceh sentral. Demikian juga secara spasial tiga kejadian gempa bumi yang terjadi berasosiasi pada tiga segmen patahan tersebut," terang Djati.
Namun, tambah Djati, pihaknya telah memastikan bahwa kejadian gempa di Kabupaten Pidie Jaya pada Senin malam tidak dirasakan oleh masyarakat. Gempa yang berpusat di daratan ini juga dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
"Ini aktifitas tektonik dan termonitor oleh sensor-sensor yang terpasang di wilayah Aceh. Hingga tiga kali gempa tektonik terjadi di wilayah Pidie Jaya namun tidak ada info dari masyarakat yang merasakan dampak gempa tersebut, di BPBD Pidie Jaya sudah terpasang peralatan WRS New Gen yang selalu mberikan warning jika terjadi gempa tektonik," ungkapnya.
Djati juga melaporkan kejadian gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan bangunan.
"Dan dari tiga kejadian gempa tektonik Senin 22 Maret 2021 malam yang teranalisa oleh petugas di BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, belum ada info adanya dirasakan atau dampak kerusakan," pungkasnya.
Seperti diketahui, wilayah Pidie Jaya merupakan salah satu daerah rawan gempa. Daratan Pidie Jaya dan sekitarnya ini pernah diguncang gempa berkekuatan 6,4 magnitudo pada Desember 2016 lalu. Gempa tektonik ini menyebabkan ribuan rumah rusak, lebih dari seratus korban meninggal dunia dan ribuan korban selamat terpaksa mengungsi. [RRI]
Via
News