News
Aceh Timur Bereh Langganan Banjir
ACEH TIMUR- Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, menilai Pemkab. Aceh Timur, lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk mengantisipasi terjadinya banjir tahunan yang selalu berdampak pada kerugian besar bagi masyarakat luas, bahkan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
" Di dunia ini, banjir dimanapun itu memang datangnya dari Allah, tapi pemerintahan lain punya upaya serius dan kemampuan mengatasinya secara objektif dan rasional, tidak menganggap nya hal biasa dan pasrah saja seperti tak punya rasa tanggungjawab," kata Ronny, Kamis, 6 Januari 2022.
Dia mengaku sangat heran menyaksikan kelakuan para elit di Aceh Timur, dalam kondisi musibah banjir itu, pemerintah bukannya memberi penjelasan yang jujur dan harapan kepada warga, agar di tahun-tahun mendatang banjir dipastikan dapat sedikit teratasi dengan baik, sehingga warga dapat hidup lebih tenang. Namun ironisnya, malah masyarakat justru disuguhkan sorotan- sorotan pencitraan pejabat yang sangat berlebihan, bak selebiritis di lokasi musibah bencana, yang tak ada manfaatnya sama sekali bagi korban banjir.
" Norak dan memalukan, bukannya minta maaf dan menunjukkan rasa bersalah atas kondisi banjir yang secara tidak langsung diduga disebabkan kelalaiannya, tapi malah sibuk pencitraan layaknya artis lagi syuting sinetron, masih menggembar-gemborkan jargon - jargon usang yang tidak terbukti kebenarannya itu, dan jelas tidak sesuai kenyataan, Aceh Timur Bereh," ucap Ronny.
" Apanya yang bereh, apa bereh langganan banjirnya," ketus pengkritik yang dikenal sangat kritis pada isu-isu sosial seperti masalah kemiskinan, pengangguran, demokrasi dan hak asasi manusia.
Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu, mengingatkan, seharusnya Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh lapisan Masyarakat Aceh Timur, atas terjadinya luapan banjir, yang menyebabkan kerugian besar bagi mayoritas masyarakat, dan hilangnya nyawa, disebabkan belum teratasinya banjir dengan baik, sehingga evaluasi besar-besaran di segala sektor perlu dilakukan.
" Itu contohnya daerah Arakundo, yang diperlukan masyarakat lain, yang diantar pejabat malah mie instant, terus diviralkan siang dan malam, padahal yang dibutuhkan masyarakat adalah penyebab-penyebab luapan air dan lainnya segera diatasi, demikian pula dengan Banda Alam, Keude Gerobak, dan lainnya,"
" Coba lihat pemerintahan lain, pemerintahnya mengambil tanggung jawab penuh atas itu semua, dan tak segan-segan minta maaf atas apa yang terjadi, sehingga menyebabkan ketidak nyamanan bagi warga, contohnya saja DKI langsung ada penjelasan-penjelasan yang rinci dari pemerintah kepada warganya, berikut permohonan maaf, ini jangankan ganti rugi buat masyarakat, minta maaf saja gak ingat," ketus Ronny.
Dia meminta agar semua pihak terkait di Pemkab.Aceh Timur, segera melakukan berbagai upaya, agar banjir seperti saat ini dapat segera lebih teratasi dan tak terulang lagi.
" Tugas para pejabat pemerintahan dan elit politik bukan sibuk pencitraan bak artis dangdut di lokasi bencana, terus hanya ngantarin mie instan dan telur ke pengungsi, tapi tugas dan tanggung jawab mereka adalah memikirkan bagaimana caranya agar kedepannya masyarakat tak mengalami kondisi yang sama lagi dan hidup sengsara terus menerus, udah lah hidup susah, kebanjiran lagi,"tandasnya.
" Ingat, banjir tidak bisa diatasi hanya sekedar dengan mengandalkan mie instant dan telur," pungkas Alumni Universitas Ekasakti itu.(Red)
Via
News