Ekbis
BI Propinsi Aceh Support Petani Kakao
Aceh Besar - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Propinsi Aceh bersama Direktur Usaha Socolatte Pidie jaya melakukan pertemuan dengan Kelompok Tani Buket Coklat (kakao) di Desa Sukadamai, Sare Aceh Besar, Selasa (11/ /01/2022).
Pertemuan yang berlangsung secara sederhana di tengah perkebunan coklat untuk mencari solusi dalam beberapa hal diantaranya: peningkatan hasil panen, perawatan, pemasaran didalam atau keluar Negeri (Ekspor).
Achris Sarwani, kepala perwakilan Bank Indonesia Propinsi Aceh mengatakan tahun 2021 perekonomian Aceh mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020 salah satunya dibidang Komonity coklat yang dulu hanya berkisar di dalam Negeri tahun 2021 sudah menembus Mancanegara seperti ke Jepang.
Lanjutnya, perkembangan dan mutu coklat Aceh sangat bagus dan murni selain bisa di oleh didalam Negeri seperti yang dilakuan oleh usaha Socolatte juga jadi bahan baku diluar Negeri..
Masih menurut Achris, dirinya sangat optimis apabila petani kakao ini dibina dengan baik Insya Allah produksi soklat di Aceh akan Meningkat.
Dikesempatan yang sama salah satu Petani yang juga pengusaha sukses di bidang pengembangan soklat mengatakan, para petani khususnya petani kakao butuh bantuan dan suatu sandaran yang bisa jadi pegangan sehingga ada satu kepastian dalam hal pemasaran,karena prospek pasar sangat memukinkan kakao tersebut menjadi Comonity Ekspor sampai ke Jepang,
karena selama ini sangat kurang perhatian apalagi pembinaan dari pihak pihak terkait terhadap petani kakao.
Alhamdulillah sekarang sudah ada (BI) yang memiliki program khusus dalam pengembangan commonity ekspor kakao,
Kata Irwan Ibrahim.
Terkait pengembangan dan pemasaran kakao Menurut Susanto ketua kelompok tani Buket Coklat dirinya sangat membutuhkan satu badan atau usaha yang betul - betul memperhatikan kesejahteraan para petani karena selama ini petani selalu dirugikan oleh agen penampung yang mempermainkan harga.
"Kita sangat membutuhkan adanya suatu badan usaha yang benar - benar peduli karena selama ini kami selalu dirugikan oleh agen penampung, seperti contoh kalau kakao harga nya naik para agen tetap membeli dari petani harga lama tetapi bila harga turun oleh agen langsung membeli dari kami dengan harga murah, begitulah yang terjadi selama ini.
Kami sangat mengapresiasi kedatangan dan kepedulian pihak Bank Indonesia Propinsi Aceh dan Direktur Usaha Socolatte yang memberi masukan,saran dan membimbing kami dalam hal pembudidayaan kakao,
saya optimis ini akan berjalan sesuai rencana apabila hubungan dan kerjasama Dangan bank Indonesia dalam hal pemasaran terus ditingkatkan, tutup Susanto. (HR)
Via
Ekbis