Adv
Dinkes Acut
News
Dinkes Aceh Utara Gencar Kampanyekan Pemberian ASI Eksklusif
ACEH UTARA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, terus berupaya keras untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Meskipun telah ada usaha yang dilakukan, saat ini baru 40 persen kaum ibu di Aceh Utara yang memberikan ASI eksklusif.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM, MM mengungkapkan, capaian pemberian ASI eksklusif di wilayah tersebut baru mencapai 40 persen dari target 50 persen. Dari jumlah total bayi dan balita yang menjadi sasaran, yaitu 12.131 bayi dan 46.579 balita, hanya 3.720 yang telah menerima ASI eksklusif.
"Meskipun mencapai target 50 persen sangat sulit, kami terus berupaya agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya memberikan ASI eksklusif," ujar Amir, Jumat (23/2/2004).
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM, MM mengungkapkan, capaian pemberian ASI eksklusif di wilayah tersebut baru mencapai 40 persen dari target 50 persen. Dari jumlah total bayi dan balita yang menjadi sasaran, yaitu 12.131 bayi dan 46.579 balita, hanya 3.720 yang telah menerima ASI eksklusif.
"Meskipun mencapai target 50 persen sangat sulit, kami terus berupaya agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya memberikan ASI eksklusif," ujar Amir, Jumat (23/2/2004).
Amir mengajak semua kaum ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka, mengingat manfaat luar biasa yang dapat diberikan oleh ASI untuk kesehatan dan perkembangan anak.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM, MKM menjelaskan bahwa pemberian ASI eksklusif didasarkan pada penelitian dokter anak yang menunjukkan kandungan antibodi dalam ASI dapat membantu melawan berbagai penyakit. ASI juga mengandung zat dan vitamin yang cukup penting bagi kesehatan bayi.
Khusus untuk kaum ibu, memberikan ASI juga memiliki manfaat untuk mengurangi stres. Proses menyusui merangsang produksi hormon oksitosin, menciptakan perasaan relaks dan kenyamanan. Hormon oksitosin juga membantu kontraksi rahim, mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan, dan mempercepat pemulihan bentuk rahim seperti sebelum hamil.
Samsul menekankan bahwa pemberian ASI eksklusif sebaiknya tidak diselingi dengan makanan lain selama 0 hingga 6 bulan, kecuali obat-obatan dan air putih. Meskipun mencapai target 50 persen merupakan tantangan, Samsul berpendapat bahwa perubahan perilaku masyarakat harus dimulai, mengingat saat ini banyak orang memberikan makanan lain kepada bayi sejak lahir.
Organ usus bayi yang baru lahir masih lemah, kata Samsul, sehingga ASI menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Dinas Kesehatan Aceh Utara berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat dengan menggelar penyuluhan di Posyandu, meningkatkan kualitas kelas, kunjungan kesehatan ibu hamil, dan mensosialisasikan pentingnya ASI melalui berbagai media.
"Kami tidak hanya menyosialisasikan kepada ibu hamil, tetapi juga kepada para bapak untuk mendukung. Selain itu, pemberian ASI eksklusif sudah disampaikan dalam Alquran selama dua tahun," pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Dinkes Aceh Utara berharap dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayahnya. [Adv]
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM, MKM menjelaskan bahwa pemberian ASI eksklusif didasarkan pada penelitian dokter anak yang menunjukkan kandungan antibodi dalam ASI dapat membantu melawan berbagai penyakit. ASI juga mengandung zat dan vitamin yang cukup penting bagi kesehatan bayi.
Khusus untuk kaum ibu, memberikan ASI juga memiliki manfaat untuk mengurangi stres. Proses menyusui merangsang produksi hormon oksitosin, menciptakan perasaan relaks dan kenyamanan. Hormon oksitosin juga membantu kontraksi rahim, mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan, dan mempercepat pemulihan bentuk rahim seperti sebelum hamil.
Samsul menekankan bahwa pemberian ASI eksklusif sebaiknya tidak diselingi dengan makanan lain selama 0 hingga 6 bulan, kecuali obat-obatan dan air putih. Meskipun mencapai target 50 persen merupakan tantangan, Samsul berpendapat bahwa perubahan perilaku masyarakat harus dimulai, mengingat saat ini banyak orang memberikan makanan lain kepada bayi sejak lahir.
Organ usus bayi yang baru lahir masih lemah, kata Samsul, sehingga ASI menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Dinas Kesehatan Aceh Utara berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat dengan menggelar penyuluhan di Posyandu, meningkatkan kualitas kelas, kunjungan kesehatan ibu hamil, dan mensosialisasikan pentingnya ASI melalui berbagai media.
"Kami tidak hanya menyosialisasikan kepada ibu hamil, tetapi juga kepada para bapak untuk mendukung. Selain itu, pemberian ASI eksklusif sudah disampaikan dalam Alquran selama dua tahun," pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Dinkes Aceh Utara berharap dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayahnya. [Adv]
Via
Adv