Adv
Dinkes Acut
News
Optimalkan Kesehatan Ibu dan Anak di Aceh Utara Melalui Pemanfaatan Buku KIA
LHOKSUKON - Menjaga kesehatan ibu dan anak, pelaksanaan imunisasi, serta pemberian vitamin A pada bayi, balita, dan ibu nifas merupakan tanggung jawab besar dalam upaya menciptakan kehamilan yang sehat, persalinan yang aman, dan pertumbuhan anak yang optimal.
Untuk memastikan keberhasilan upaya tersebut, pentingnya pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) sebagai alat pencatatan pelayanan kesehatan telah diamanatkan oleh Kementerian Kesehatan.
Buku KIA tidak hanya menjadi alat pencatatan tetapi juga media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif dan efisien.
Buku KIA tidak hanya menjadi alat pencatatan tetapi juga media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif dan efisien.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, setiap ibu hamil berhak mendapatkan satu Buku KIA secara gratis. Jika ibu melahirkan kembar, tambahan Buku KIA juga diberikan. Buku KIA dapat diakses di Puskesmas, Poskesdes, praktik bidan, rumah bersalin, dan rumah sakit.
"Buku KIA mencakup informasi kesehatan mulai dari masa hamil, melahirkan, masa nifas, hingga mencatat kesehatan bayi sampai usia 6 tahun," jelas Kadis Kesehatan, Kamis (29/2/2024).
"Buku KIA mencakup informasi kesehatan mulai dari masa hamil, melahirkan, masa nifas, hingga mencatat kesehatan bayi sampai usia 6 tahun," jelas Kadis Kesehatan, Kamis (29/2/2024).
Amir Syarifuddin menekankan bahwa Buku KIA harus dimengerti oleh ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Apabila ada hal yang kurang dimengerti, ia mendorong untuk bertanya kepada petugas kesehatan atau kader.
Kadis Kesehatan memberikan peringatan agar Buku KIA selalu dibawa saat periksa ibu hamil, ibu melahirkan, kunjungan di Posyandu, Puskesmas, rumah sakit, praktik bidan, praktik dokter, atau dokter spesialis.
Kadis Kesehatan memberikan peringatan agar Buku KIA selalu dibawa saat periksa ibu hamil, ibu melahirkan, kunjungan di Posyandu, Puskesmas, rumah sakit, praktik bidan, praktik dokter, atau dokter spesialis.
Buku KIA berisi informasi dan catatan penting tentang kesehatan ibu dan anak, dan perlu diingatkan kepada Bidan/Dokter jika hasil pemeriksaannya belum dicatat dalam Buku KIA.
Tenaga Kesehatan dan kader memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan isi Buku KIA kepada ibu dan keluarga, serta mendorong penerapannya. Buku KIA bukan hanya alat pencatatan, melainkan juga sarana bertukar informasi dalam kelas ibu hamil dan ibu balita. Ibu hamil dijadwalkan hadir minimal 4 kali, dengan sebaiknya satu kali pertemuan dihadiri bersama suami atau keluarga.
Pentingnya pemanfaatan Buku KIA bukan hanya sebagai alat catat, tetapi juga sebagai panduan informasi dan edukasi bagi ibu dan keluarga. Dengan menjadikan Buku KIA sebagai kunci utama dalam pencatatan dan pemantauan kesehatan, diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkembang optimal, tandas Kadis Kesehatan, Amir Syarifuddin. [Adv]
Tenaga Kesehatan dan kader memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan isi Buku KIA kepada ibu dan keluarga, serta mendorong penerapannya. Buku KIA bukan hanya alat pencatatan, melainkan juga sarana bertukar informasi dalam kelas ibu hamil dan ibu balita. Ibu hamil dijadwalkan hadir minimal 4 kali, dengan sebaiknya satu kali pertemuan dihadiri bersama suami atau keluarga.
Pentingnya pemanfaatan Buku KIA bukan hanya sebagai alat catat, tetapi juga sebagai panduan informasi dan edukasi bagi ibu dan keluarga. Dengan menjadikan Buku KIA sebagai kunci utama dalam pencatatan dan pemantauan kesehatan, diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkembang optimal, tandas Kadis Kesehatan, Amir Syarifuddin. [Adv]
Via
Adv