Hari Pendengaran Sedunia, RSU Cut Meutia Adakan Diskusi Interaktif Bahas Telinga Manusia
Peringatan world hearing day di RSU Cut Meutia didepan poli THT |
Kegiatan ini berlangsung di depan Poliklinik THT-KL (Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan Leher) Rumah Sakit Cut Meutia yang terletak di jalan Medan - Banda Aceh, Buket Rata, Senin (4/3/2024).
Pada kesempatan tersebut, Plt. Direktur RSU Cut Meutia, Zulfitri, SKM, M.Kes, mengajak masyarakat Aceh Utara dan Lhokseumawe untuk memilih RSU Cut Meutia sebagai pusat utama berobat penyakit THT-KL. Menurutnya, layanan THT-KL di rumah sakit ini sudah mumpuni dan dapat menjadi rujukan utama fasilitas berobat pemerintah.
Zulfitri mengapresiasi dokter spesialis THT-KL atas layanan terbaiknya, sambil menegaskan komitmen manajemen untuk terus meningkatkan peralatan dan kompetensi. "Dukungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terhadap modernisasi peralatan menjadi kunci bagi peningkatan kualitas layanan di masa depan."
Selain itu, dr. Rahmi Suraya, M.ked, Sp. THT BKL juga memandu diskusi interaktif dengan para pasien. Diskusi ini berlangsung hangat penuh keakraban. Juga disediakan hadiah menarik untuk para pasien. Acara ini disambut antusias oleh para pasien dan keluarganya di rumah sakit itu.
Dalam penjelasannya, ka SMF THT DR. Dr. Indra Z, Sp.THT BKL, Subs, K (K), FISCM menegaskan bahwa indra pertama yang diperoleh manusia adalah pendengaran, bahkan janin di dalam kandungan sudah bisa menggunakan pendengaran mereka.
"Itulah alasannya disarankan untuk memutar musik yang halus ketika sedang mengandung," jelasnya.
Pendengaran manusia disebutnya merupakan kemampuan persepsi suara melalui organ pendengaran dan otak. Menurut penelitian, kemampuan normal manusia untuk mendengar kurang dari 25 desibel.
"Akan tetapi, dengan bertambahnya umur, pendengaran juga mulai berkurang. Itulah alasannya kita harus berbicara pelan-pelan kepada orang tua karena pendengaran mereka menurun dan lebih mengandalkan bentuk mulut ketika berbicara," tambahnya.
Indra Zahraeni menjelaskan, gangguan pendengaran pada anak dapat dipicu karena terlalu dini memberikan handphone kepada anak-anak atau terlalu sering menggunakan headset dengan volume tinggi.
"Apalagi anak remaja yang suka ketiduran ketika memakai headset, itu beresiko terganggunya pendengaran," ujarnya.
Indra mengingatkan untuk orang tua untuk lebih memperhatikan kemampuan mendengar bayi, karena jika seorang bayi berusia kurang dari enam bulan tidak bisa mendengar, besar kemungkinan ada saraf pendengaran yang lemah dan butuh penanganan khusus.
"Jika bayi kurang dari enam bulan, dan mengalami masalah pendengaran, itu mudah diatasi dengan memberikan alat dengar," jelasnya.
Dokter Indra Zahraeni juga menekankan pentingnya peringatan hari pendengaran sedunia yang rutin diadakan di RSUCM. Tujuannya tidak hanya memberikan pemahaman pada pasien, tetapi juga kepada masyarakat umum tentang pentingnya menjaga kesehatan THT-KL.
Indra menyoroti risiko cedera telinga akibat membersihkan telinga secara sembarangan, dan memberikan peringatan terhadap penggunaan ear candle dan benda tajam lainnya. Dia menyarankan agar masyarakat berkonsultasi langsung dengan dokter THT untuk membersihkan telinga dengan aman. [Adv]