Oknum Keuchiek di Bireuen diduga Pungut Biaya Sertifikat Tanah 7 Juta dari Warga Miskin
BIREUEN- Oknum Kepala Desa di Bireuen di duga memungut biaya pengurusan sertifikat tanah sebesar Rp 7 juta, dari Warga Gampong Cot Keutapang Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen.
Informasi dihimpun TheAtjehNet. Senin 6 Mei 2024 menyebutkan, Sejak 22 November 2023, uang pengurusan sertifikat tanah telah disetor kepada oknum Keuchiek, hingga saat ini sertifikat tanah belum juga diterima oleh Basri Muhammad (57) suami dari Asmarani (57) atas Kepemilikan tanah.
"Basri Muhammad mengaku kecewa atas Kinerja Oknum Keuchiek Gampong Cot Keutapang, dimana sejak 22 November 2023 sebanyak Rp 7000.000 (Tujuh Juta Rupiah) telah disetornya. namun sampai saat ini belum juga sertifikat diterimanya.
Basri Muhammad akrap disapa Basri sangat kecewa, sebelumnya Basri telah puluhan kali mendatangi ke rumah oknum Keuchiek untuk mempertanyakan kejelasan kapan sertifikat nya siap, namun jawaban oknum Keuchik beralasan kepala Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen tidak berada ditempat. lalu kata oknum Keuchiek kepala BPN Bireuen telah di ganti, juga ada perubahan Qanun dan Pemutihan pajak, turu Basri ucapan Oknum Keuchiek tersebut.
apakah memang benar kepala badan pertanahan Bireuen selalu tidak berada ditempat, atau telah di ganti, serta ada perubahan Qanun pertanahan, beber Basri saat memberikan Keterangan Pers kepada TheAtjehNet. Senin 6 Mei 2024 disalah satu Warkop Gampong Cot Keutapang.
Sebelumnya, Basri juga telah mendatangi kantor Badan Pertanahan Bireuen, untuk menkonfirmasi lebih lanjut terkait prihal sertifikat nya,
Lanjut Basri, meminta Oknum Keuchiek Cot Keutapang untuk segera mengambil sertifikat tanah nya, jika tidak maka kembalikan uang yang telah disetornya, minta Basri.
tak hannya itu, beberapa sumber lain menyebutkan, bahwa di Desa Cot Keutapang ketua tuha Peut telah mengundurkan diri, disusul pengunduran diri ketua pemuda pada rapat umum berlangsung di Meunasah Desa setempat,
Akibat ketua Tuha Peut dan ketua Pemuda mengundurkan diri secara serentak atas dasar kinerja oknum Keuchiek dan Sekretariat Desa (Sekdes) tidak transparan dalam mengelolaan administrasi desa, diantaranya, pengurusan AJB dan Sertifikat warga desa setempat, yang sampai saat ini belum diselesaikannya, sedangkan uang untuk mengurus AJB dan Sertifikat telah diambil Oknum Keuchiek dan Oknum Sekdes,
Atas tidak transparan kinerja oknum Keuchiek dalam mengelola dana Gampong dimana dana DD dan Dana ADG tidak transparan dikelolanya, sehingga berimbas ke pengelolaan BUMG Gampong Cot Keutapang, sebut salah satu warga setempat.
Hal itu disebutkan oleh Fj selaku Warga Gampong Cot Keutapang,
Pengelolaan BUMG Gampong Cot Keutapang sejak tahun 2017 sampai dengan 2019, hingga 2024 uang BUMG diduga telah raib ditangan oknum-oknum perangkat tersebut.
Ini perlu dipertanyakan legelitas pengelolaan penyertaan modal Gampong (BUMG Tunas Keutapang) dimana sejak penyerahan aset BUMG Gampong Cot Keutapang tahun 2017 hingga 2019, namun aset tersebut tidak pernah ada di Gampong Cot Keutapang, salah satunya Aset Tanah,
Sedangkan Modal dasar BUMG Cot Keutapang sebesar Rp. 291,000.000, terhitung dari tahun 2017, sebesar Rp 57,000.000, tahun 2018 sebesar Rp, 100.000.000, dan tahun 2019 sebesar Rp, 134. 000.000, total pemasukan 291,000,000, namun pada tahun 2020/2021/2022 telah pakum,
Pada 31Juli 2023 BUMG Cot Keutapang mulai lah diaktifkan kembali kepengurusan pengelolaan BUMG Tunas Keutapang tersebut, kata Fj,
Sedangkan dana BUMG yang dikembalikan kepengurus baru sebesar Rp, 137.780.000, namun dari total semua dari penyertaan modal dasar sebesar 291,000.0000 mengalami kehilangan uang modal tersebut, sebesar Rp 153,220.000, ungkapnya.
Tesk Foto: Data BUMG Tunas Keutapang yang diperlihatkan Fj kepada Media TheAtjehNet. Senin 6 Mei 2024.Terkait hal tersebut, Fj meminta kepada Oknum Keuchiek dan Perangkat Gampong Cot Keutapang untuk segera mengembalikan uang tersebut, jika tidak dikembalikan segera maka kami akan membawa perkara ini kepenegak hukum, tegasnya.
Saat Media TheAtjehNet menkonfirmasi oknum Keuchiek JM Gampong Cot Keutapang, melalui Pesan WhatsApp pribadinya, terlihat terconteng dua garis biru, namun tidak menjawab pesan Konfirmasi tersebut, sejenak Oknum Keuchiek Cot Keutapang menghubungi Wartawan TheAtjehNet, ketika diminta keterangan hak jawab terkait pemungutan uang 7 juta untuk pengurusan sertifikat salah satu warga Gampong setempat, dan atas dugaan Pengololaan dana DD/ADG, serta dana BUMG tidak transparan yang diduga uang BUMG tersebut telah raib tidak tau rimbanya, jawaban Oknum Keuchiek JM, hai hai tingeh Loen peujeh nyoe beh, tingeh Loen peugleh Mon, untuk Loen hubungi Lom beh,
Hei hei sedang saya bersihkan ini ya, sedang saya bersihkan sumur dulu ya nanti saya hubungi lagi ya, tutup selulernya,
Hingga Berita ini di layangkan media ini belum mendapatkan jawaban lebih detil dari Oknum Keuchiek JM tersebut, terkait Prihal diatas.(MS)