Pemko Lhokseumawe Susun Rencana Kontinjensi Hadapi Kedaruratan Kesehatan

LHOKSEUMAWE -  Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Penjabat (Pj) Wali Kota A. Hanan yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdako Lhokseumawe, Muhammad Maxsalmina, S.Hi, MH, secara resmi membuka pertemuan penyusunan dokumen rencana kontinjensi penanggulangan penyakit yang berpotensi menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM), Kamis, 17 Oktober 2024.

Pertemuan yang berlangsung di Hotel Diana ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Mereka bersatu merumuskan strategi tanggap darurat untuk menghadapi wabah penyakit di Kota Lhokseumawe.

Dalam sambutannya, Muhammad Maxsalmina menegaskan bahwa kesiapsiagaan dan kolaborasi adalah kunci dalam menghadapi ancaman KLB yang bisa terjadi kapan saja. Menurutnya, penyusunan dokumen rencana kontinjensi ini adalah langkah proaktif untuk melindungi masyarakat dari dampak wabah penyakit.

"Kita harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan. Penyusunan rencana kontinjensi ini adalah upaya untuk melindungi masyarakat Lhokseumawe dari potensi ancaman kesehatan," kata Maxsalmina. 

Ia menekankan bahwa seluruh pihak harus bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran dalam merespons kondisi darurat yang mungkin muncul.

Strategi Penanganan Terpadu

Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza, S.Kep, M.K.M., menjelaskan bahwa dokumen rencana kontinjensi ini akan mencakup langkah-langkah dari deteksi dini penyakit, penanggulangan segera, hingga pemulihan pasca-wabah. Dokumen ini juga memperhatikan pemetaan risiko di setiap wilayah di Lhokseumawe untuk menentukan strategi preventif yang efektif.

"Tujuan utama dari penyusunan rencana ini adalah memastikan Lhokseumawe memiliki sistem yang responsif dan siap menghadapi segala jenis wabah dengan cepat dan efisien. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan implementasi strategi ini berjalan lancar," jelas Safwaliza.

Keterlibatan berbagai instansi seperti puskesmas dan tim medis sangat ditekankan dalam pertemuan ini. Menurut Maxsalmina, keberhasilan penanggulangan KLB sangat bergantung pada sinergi antarlembaga yang solid.

"Kami membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah daerah, sektor kesehatan, maupun masyarakat. Kita harus bersatu, tangguh, dan terencana dalam menghadapi tantangan kesehatan ini," ujarnya.

Kepala BPBD Kota Lhokseumawe, Dedi Irfansyah, ST. MT, menambahkan bahwa BPBD akan memainkan peran penting dalam mendukung upaya penanggulangan bencana yang berdampak pada kesehatan. "Kami sudah menyiapkan berbagai skenario dan simulasi kesiapsiagaan yang akan dilakukan secara berkala," ungkap Dedi Irfansyah.

Edukasi dan Dukungan Masyarakat

Salah satu fokus utama dalam dokumen ini adalah edukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi wabah. Safwaliza menekankan bahwa masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang cara mencegah penyebaran penyakit serta menjaga kebersihan lingkungan.

"Pencegahan adalah langkah pertama yang paling penting. Kami akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar mereka lebih sadar dan siap dalam menghadapi wabah penyakit," tegas Safwaliza.

Muhammad Maxsalmina menutup kegiatan dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mendukung upaya ini. "Kami tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan gejala penyakit sangatlah penting dalam mencegah penyebaran wabah," katanya.

Dengan penyusunan rencana kontinjensi ini, Pemko Lhokseumawe berharap dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi segala potensi kedaruratan kesehatan, serta menjamin kesejahteraan masyarakat tetap terjaga. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru