RSU Cut Meutia Aceh Utara Tingkatkan Layanan VCT/CST untuk Pasien HIV/AIDS

ACEH UTARA - Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara terus berkomitmen dalam memerangi HIV/AIDS dengan membuka layanan Poliklinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) sejak tahun 2008. Poliklinik ini tidak hanya menyediakan layanan konseling untuk pasien, tetapi juga informasi tentang HIV/AIDS, pencegahan penularan, serta dukungan psikologis yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga.

Menurut Sri Mulyati Mukhtar, SKM., MKM, Sekretaris Pokja HIV RSU Cut Meutia, Poliklinik VCT di RSU Cut Meutia memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan penularan HIV.

"Kami berupaya mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung jawab, mempersiapkan kepatuhan (adherens) pengobatan ARV, dan memastikan solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan HIV/AIDS," jelasnya, Jumat (11/10/2024).

Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara terus berupaya memberikan layanan kesehatan terbaik sebagai salah satu rumah sakit rujukan HIV.  Untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pasien yang terdeteksi positif HIV, Poliklinik VCT di RSU Cut Meutia diperkuat dengan pembentukan CST (Care, Support, and Treatment) pada tahun 2016.

CST adalah klinik yang bertujuan memberikan pelayanan, dukungan, dan pengobatan kepada Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV), dengan mengedepankan kenyamanan, kepercayaan, dan kerahasiaan pasien.

Sebelum pembentukan CST, tim medis di RSU Cut Meutia telah menjalani pelatihan pada tahun 2015, yang melibatkan dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD), dokter umum, konselor, perawat, petugas laboratorium, petugas farmasi, serta petugas pencatatan dan pelaporan.

"Penambahan CST ini menjadi pintu masuk untuk memulai pelayanan yang lebih kompleks bagi para ODHIV yang sebelumnya harus mengakses obat ke Provinsi Aceh karena tidak tersedia di RSU Cut Meutia," ungkap Sri Mulyati.

Konsistensi Pengobatan dan Penanganan ODHIV
Ketika pasien dinyatakan positif (reaktif) HIV, mereka akan segera mendapatkan konseling dan penanganan lanjutan oleh tim CST di Poliklinik VCT/CST RSU Cut Meutia. Pasien kemudian diberikan terapi obat ARV (Anti Retroviral) untuk menekan perkembangan virus dalam tubuh.

Meskipun pengobatan ARV tidak dapat menyembuhkan HIV, obat ini terbukti mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan serta meningkatkan kualitas hidup ODHIV. "Pasien yang menjalani pengobatan ARV secara teratur akan dipantau secara berkala, minimal satu minggu pertama. Jika tidak ada keluhan, pasien dapat melanjutkan konsumsi ARV seumur hidupnya," ujar Sri Mulyati.

Dari data yang tercatat, jumlah kunjungan pasien ke Poliklinik VCT/CST dari Januari 2023 hingga September 2024 mencapai 3.538 orang, dengan 1.002 orang menjalani skrining HIV. Pasien yang menjalani rawat inap pada tahun 2023 tercatat sebanyak 30 orang, dan hingga September 2024 meningkat menjadi 39 orang.

Sejak pertama kali dibuka pada tahun 2008 hingga September 2024, tercatat 208 kasus HIV/AIDS di RSU Cut Meutia. Dari jumlah tersebut, 115 pasien masih aktif menjalani terapi ARV, 45 pasien dinyatakan meninggal dunia, 25 pasien putus obat (LFU), 41 pasien dirujuk ke rumah sakit lain, dan 9 pasien lost contact.

"Keberhasilan penanganan HIV/AIDS di RSU Cut Meutia tidak lepas dari upaya konsisten dalam memberikan layanan yang komprehensif, mulai dari konseling hingga pengobatan. Kami juga terus berkolaborasi dengan poliklinik dan ruangan terkait, serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi," jelas Sri Mulyati.

"Salah satu RS rujukan HIV di Aceh, RSU Cut Meutia melayani Pasien HIV/AIDS yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Aceh, diantaranya Aceh Utara, Lhokseuawe, Bireuen, Ach Tengah, Aceh Timur, langsa dan kab/kota lain  bahkan luar propinsi ada yang ambil obat ke Rumah Sakit ini," imbuh Sri Mulyati.

10 Penyakit Penyerta Terbanyak pada ODHIV
Selain menangani HIV/AIDS, tim medis di Poliklinik VCT/CST RSU Cut Meutia juga mengidentifikasi sejumlah penyakit penyerta yang sering dialami oleh ODHIV. Sepuluh penyakit penyerta terbanyak meliputi Oral Candidiasis, Anemia, TBC, Diare Kronik, Oesophagus Candidiasis, Toxoplasmosis Ensefalitis, Sifilis, Hepatitis B, Pneumonia, dan Hypoalbumin.

RSU Cut Meutia terus berbenah untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan 3 Zero: Zero New Infection, Zero Related Deaths, dan Zero Discrimination (nol kasus baru, nol kematian akibat HIV/AIDS, dan nol stigma serta diskriminasi). Langkah-langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup ODHIV dan mencegah penyebaran HIV/AIDS di masyarakat.

"Kami terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan layanan di Poliklinik VCT/CST agar dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi pasien. Tujuan kami adalah memastikan setiap ODHIV mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani hidup sehat tanpa stigma," tutup Sri Mulyati.

RSU Cut Meutia mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan memahami pentingnya pencegahan serta pengobatan HIV/AIDS. Dengan bersama-sama, kita bisa mencapai tujuan mulia untuk mengakhiri epidemi HIV/AIDS dan menghapus stigma yang masih melekat di masyarakat.

 Jadi, ayo ke Poliklinik VCT/CST RSU Cut Meutia dan periksakan diri Anda sekarang juga! [Adv]

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru