RSU Cut Meutia Tingkatkan Kualitas Operasi Katarak dengan Teknologi Canggih Phaecoemulsification

dr. M. Agung Eka, Sp. M. sedang menggelar operasi mata menggunakan metode Phacoemulsification

ACEH UTARA — Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSU CM) Aceh Utara kini menggunakan teknologi terbaru dalam prosedur operasi katarak dengan metode phaecoemulsification. Teknologi ini memungkinkan pasien mendapatkan hasil yang lebih efektif dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan metode konvensional. 

Langkah ini diambil untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan mata di wilayah tersebut, dengan dukungan penuh dari tim spesialis yang berpengalaman.

Menurut Plt. Direktur RSU Cut Meutia, dr. Intan Sahara Zein, Sp.S, yang disampaikan melalui Kepala Humas RSU CM, dr. Harry Laksamana, M.A.P, teknologi  phaecoemulsification   digunakan untuk memecah dan mengangkat lensa mata yang terkena katarak menggunakan gelombang ultrasonik. Metode ini lebih cepat dan minim risiko, sehingga proses penyembuhan pasien menjadi lebih singkat.

"Teknologi  phaecoemulsification   memungkinkan operasi dilakukan dengan sayatan yang sangat kecil. Hal ini mengurangi risiko komplikasi dan memungkinkan pasien pulih lebih cepat," ujar dr. Harry. Dia menambahkan bahwa teknologi ini merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia kedokteran mata saat ini, yang dapat memberikan hasil lebih optimal dibandingkan teknik operasi konvensional.

Ketiga dokter spesialis mata di RSU Cut Meutia, yakni dr. Syarifah Rohaya, Sp.M, dr. Halimatussakdiah, Sp.M, dan dr. M. Agung Eka, Sp.M, telah berpengalaman menangani berbagai kasus penyakit mata dengan keahlian dan ketelitian tinggi. Kehadiran mereka sebagai tenaga medis profesional menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan operasi katarak di rumah sakit tersebut.

"Pasien yang menjalani operasi katarak di sini akan mendapatkan perawatan dari tim spesialis yang berpengalaman, didukung dengan teknologi terkini. Ini menjadi jaminan bahwa mereka akan mendapatkan hasil terbaik dengan risiko minimal," tambah dr. Harry, Kamis (17/10/2024).

Meski teknologi  phaecoemulsification  menawarkan banyak keunggulan, RSU Cut Meutia tetap menghadapi tantangan dalam hal edukasi kepada masyarakat. Masih banyak warga yang belum memahami pentingnya deteksi dini dan perawatan katarak untuk mencegah kebutaan.

"Kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mata dan tidak menunda untuk memeriksakan diri apabila mengalami gangguan penglihatan. Semakin cepat katarak terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh total," jelas dr. Harry.

RSU Cut Meutia juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan mata kepada masyarakat melalui berbagai program, baik yang dilakukan di dalam rumah sakit maupun di luar melalui kerja sama dengan instansi terkait.

Komitmen RSU Cut Meutia dalam Pelayanan Kesehatan Mata

RSU Cut Meutia berkomitmen untuk terus meningkatkan standar pelayanan kesehatan mata dengan mengadopsi teknologi dan metode terbaru. Upaya ini tidak hanya memberikan manfaat bagi pasien di Kabupaten Aceh Utara, tetapi juga bagi masyarakat luas yang membutuhkan perawatan mata berkualitas tinggi.

Melalui kerja sama antara tenaga medis, fasilitas canggih, dan dukungan manajemen rumah sakit, RSU Cut Meutia bertekad menjadi pusat pelayanan kesehatan mata yang terkemuka di Aceh. Dengan adanya teknologi  phaecoemulsification, rumah sakit ini tidak hanya memberikan harapan baru bagi pasien katarak tetapi juga menetapkan standar baru dalam pelayanan medis yang berkualitas dan berorientasi pada hasil terbaik.

"Dengan teknologi dan keahlian yang kami miliki, kami optimis dapat membantu lebih banyak pasien untuk mendapatkan kembali penglihatan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka," pungkas dr. Harry.

Kehadiran teknologi  phaecoemulsification di RSU Cut Meutia menjadi bukti nyata bahwa rumah sakit ini terus berinovasi dalam memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat, sekaligus memperkuat peranannya sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Aceh Utara. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru