Debat Publik Kedua Paslon Bupati-Wakil Bupati Bireuen Molor, KIP Dinilai Tidak Siap Menghadapi Tantangan Teknis
BIREUEN-Debat Publik kedua, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bireuen yang digelar oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bireuen pada malam ini mengalami penundaan yang cukup signifikan. Jumat 22 November 2024 malam.
Padahal, acara ini seharusnya dimulai pada pukul 20.00 WIB. Namun, debat yang dijadwalkan untuk menjadi ajang penting bagi para pemilih dalam menentukan pilihan mereka, baru dimulai sekitar pukul 21.45 WIB.
Penundaan tersebut mengundang kekecewaan dari sejumlah pihak, terutama para pendukung Paslon yang hadir di lokasi.
Para pendukung ketiga kubu Paslon tidak bisa menahan frustrasi mereka, dengan beberapa dari mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap KIP yang dianggap tidak siap dalam mengelola acara ini.
Suasana di Wisma Bireuen Jaya, tempat acara berlangsung, sempat memanas dengan teriakan dan sorakan dari pendukung yang merasa kecewa karena KIP Bireuen tidak dapat menyelenggara kan debat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Amanatan Media ini di lokasi Acara. Salah satu masalah teknis yang menyebabkan keterlambatan adalah gangguan listrik yang menghambat kelancaran acara. Ketika debat dimulai, terlepas Coker listrik yang membuat layar TV yang digunakan untuk menampilkan informasi dan materi debat tidak berfungsi dengan baik.
Hal ini menambah kesan buruk terhadap pelaksanaan debat publik yang semestinya menjadi forum formal dan kredibel untuk menyampaikan visi-misi serta program kerja dari ketiga Paslon Bupati.
Ketidaksiapan KIP Bireuen dalam menghadapi masalah teknis ini semakin memperburuk citra lembaga yang seharusnya memiliki tugas menjaga kelancaran dan integritas seluruh proses pemilu.
Debat Publik adalah salah satu momen penting dalam Pilkada, yang seharusnya menjadi wadah transparansi bagi calon pemimpin untuk memaparkan ide dan kebijakan kepada masyarakat. Namun, jika acara seperti ini terus diwarnai dengan kekacauan teknis dan ketidaktegasan dalam penanganannya, maka kepercayaan publik terhadap independensi dan kualitas pelaksanaan pemilu akan semakin tergerus.
Pada akhirnya, meski debat publik baru bisa dimulai dengan keterlambatan yang signifikan, hal ini tetap meninggalkan tanda tanya besar terkait kesiapan KIP Bireuen dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu. Masyarakat Bireuen, khususnya para pemilih, tentunya berharap agar insiden serupa tidak terulang kembali di masa mendatang, agar Pilkada 2024 bisa berlangsung dengan lebih transparan, profesional, dan tentunya tidak terganggu oleh masalah teknis yang seharusnya bisa diantisipasi sejak awal.
Jika KIP Bireuen tidak mampu menjaga kelancaran acara sebesar ini, pertanyaan besar pun muncul: apakah mereka siap untuk mengelola seluruh tahapan Pilkada dengan kualitas yang sama? Hal ini tentunya membutuhkan evaluasi serius dari seluruh pihak terkait, agar ke depan proses demokrasi dapat berjalan lebih baik dan tanpa hambatan teknis yang merugikan masyarakat.
Hingga berita ini dilayangkan Media ini belum mendapatkan Konfirmasi lebih lanjut dengan pihak Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bireuen.(MS)