Dr. T. Rasyidin: Pendidikan Eks Kombatan GAM Jauh Lebih Tinggi Dari Bustami Hamzah

BANDA ACEH-Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Bustami Hamzah, Calon Gubernur Aceh nomor urut 01, yang diduga melecehkan kubu Paslon nomor urut 02, mendapat kecaman keras dari berbagai kalangan, termasuk para Eks Kombatan GAM.

Dr. Teuku Rasyidin SH., MH, seorang Eks Kombatan asal Bireuen yang juga dikenal sebagai tokoh hukum dan akademisi, tidak tinggal diam. Dia mengkritik keras ucapan Bustami yang dianggap sangat tidak pantas dan merendahkan martabat orang lain.

Pernyataan Bustami yang mengungkap kan, "mau bilang apa mereka nggak sekolah kok," dalam debat publik Calon Gubernur di Hotel The Pade, Banda Aceh, dipandang oleh Dr. Rasyidin sebagai bentuk penghinaan yang tidak mencerminkan sikap seorang calon pemimpin. Menurutnya, ucapan seperti itu sangat tidak pantas datang dari seorang figur yang hendak memimpin daerah sebesar Aceh.

Lebih jauh, Teuku Rasyidin mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan Bustami, yang hanya berpendidikan S-2, ternyata jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan dirinya yang merupakan seorang Eks Kombatan GAM dan kini berstatus Doktor (S-3) di bidang hukum.

"Saya, sebagai Eks Kombatan GAM dan pendukung pasangan Mualem-Dek Fadh, memiliki gelar Doktor, jauh lebih tinggi dari Bustami yang hanya S-2. Ini menunjukkan betapa tidak layaknya seorang calon pemimpin merendahkan orang lain hanya berdasarkan status pendidikan," tegasnya.

Rasyidin menilai, seorang mantan Sekda Aceh dan Pj Gubernur Aceh seharusnya lebih bijaksana dan berhati-hati dalam berbicara, terutama saat berada di hadapan publik. "Seharusnya, seorang pejabat dengan pengalaman seperti Bustami bisa lebih menghargai perbedaan dan tidak melontarkan ucapan sembrono yang justru bisa memicu konflik," lanjutnya.

Sebagai akademisi dan alumni Program Doktoral Hukum di Universitas Sumatera Utara (USU), Rasyidin pun mengingatkan Bustami untuk segera meminta maaf kepada masyarakat Aceh. "Ucapan yang telah disampaikan Bustami telah menyinggung banyak pihak dan berpotensi menambah ketegangan di tengah masyarakat. Untuk itu, saya mendesaknya untuk segera meminta maaf dan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, agar tidak terjerat masalah hukum yang lebih besar," pungkasnya.

Kritik tajam dari Dr. Teuku Rasyidin ini menegaskan betapa seriusnya dampak dari ucapan seorang calon pemimpin terhadap kondisi sosial-politik di Aceh.(Rel)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru