Reaksi Cut Farhani Terhadap Pernyataan Bustami Hamzah "Mereka Gak Sekolah: Sebuah Tanggapan yang Niretika

SIGLI- Menanggapi pernyataan kontroversial yang diucapkan oleh calon Gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah, dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang digelar oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh pada 19 November 2024, lalu.

Cut Farhani, Ketua Sahabat Mualem Kabupaten Pidie, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap ucapan tersebut. Pernyataan Bustami yang menyebutkan "Mereka Gak Sekolah" dianggapnya sebagai ungkapan yang tidak pantas dan tidak beretika dalam tradisi bicara orang Aceh.

"Perkataan tersebut jelas tidak dapat diterima, baik dari segi norma adat Aceh maupun dari sudut pandang etika perdebatan yang sehat. Dalam adat dan budaya timur, kita diajarkan untuk berbicara dengan penuh rasa hormat dan menghargai sesama, terlebih di ruang publik seperti debat," ujar Cut Farhani dengan tegas kepada awak media, Jumat (22/11/2024).

Farhani menilai bahwa sebagai calon pemimpin yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, seharusnya Bustami Hamzah mampu menampilkan sikap yang lebih beradab dalam berdiskusi dan berinteraksi dengan lawan debat. Ia menambahkan, dalam sebuah debat, seharusnya bukan hanya pertarungan argumentasi semata, tetapi juga upaya untuk saling memahami dan menghormati pendapat satu sama lain.

"Saya rasa, seharusnya kita semua, terutama mereka yang memiliki jabatan dan pendidikan tinggi, bisa menampilkan sikap yang lebih bijak. Debat itu bukan ajang untuk merendahkan, tetapi untuk saling mengedukasi dan berkolaborasi dalam berpikir. Jangan sampai perbedaan pandangan disalahartikan sebagai ketidaktahuan atau ketidakpedulian," tambahnya.

Farhani juga menegaskan pentingnya untuk menghargai perjuangan dan dedikasi sosok yang memiliki kontribusi besar untuk Aceh, seperti yang dimiliki oleh calon gubernur Mualem. Ia menyoroti bahwa Mualem bukan hanya dikenal sebagai tokoh yang memiliki latar belakang pendidikan, namun juga sebagai seorang pejuang yang telah mempersembahkan banyak pengorbanan untuk perdamaian di Aceh, terutama pada masa pasca-konflik.

"Mualem tidak hanya dinilai dari seberapa tinggi tingkat pendidikannya, tetapi juga dari komitmen dan pengorbanan yang telah ia berikan untuk Aceh. Dia adalah sosok yang sangat layak dihargai atas peran besarnya dalam membawa perdamaian ke Aceh, bahkan meskipun sering kali mendapat serangan personal yang tidak beralasan," ujar Cut Farhani.

Lebih lanjut, Farhani berharap agar dalam kontestasi politik seperti ini, para calon pemimpin tidak hanya fokus pada narasi yang menguntungkan secara politik sesaat, tetapi lebih kepada membangun dialog yang konstruktif demi kemajuan Aceh. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas dalam berpolitik, terlebih saat berbicara tentang tokoh yang telah berkontribusi besar pada perdamaian dan pembangunan daerah.

"Saya berharap para calon pemimpin Aceh bisa lebih mengedepankan etika dalam berpolitik, mengedepankan narasi positif, dan tidak merendahkan satu sama lain. Mari kita bersaing dengan saling menghargai, untuk Aceh yang lebih baik," tutup Cut Farhani.

Sebagai informasi tambahan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh, Mualem-Dek Fadh, didukung oleh banyak kalangan intelektual dan aktivis Aceh, termasuk di antaranya Muslim, S.HI., MM, Dr. Nasir Djamil, Prof. Abdullah Puteh, drh. Irwandi Yusuf, Dr. Nurlis Efendi, Teuku Kamaruzzaman, serta kalangan santri Dayah yang turut memberikan dukungan terhadap visi misi pasangan ini untuk Aceh yang lebih damai dan sejahtera.(Rel)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru