Wakil Ketua Komisi A DPRK Lhokseumawe Ingatkan Ancaman Krisis Identitas di Forum Tika Beut IAIN Lhokseumawe
LHOKSEUMAWE - Komunitas Tika Beut Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menggelar diskusi Episode 13 dengan tema "Generasi Emas 2045 Dalam Perangkap Hibriditas Budaya". Jum'at (27/12/24).
Acara bertempat di Dibawah Pohon Rindang (DPR) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah ini menghadirkan pembicara Farhan Zuhri, S.Hum., M.Pd, Wakil Ketua Komisi A DPRK Lhokseumawe.
Dalam paparannya, Farhan Zuhri menekankan pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi menuju Indonesia Emas 2045. "Jangan bangga kita akan menuju Indonesia emas 2045 sedangkan di sisi lain identitas kita sudah terdeskriditkan. Mari kita berupaya melestarikan identitas kita terutama budaya yang saat ini mulai ditinggalkan," ujarnya.
Pemateri juga memberikan apresiasi kepada Komunitas Tika Beut sebagai wadah pengembangan intelektual mahasiswa. "Tika Beut harus menjadi komunitas yang memperkuat nuansa berfikir bagi Mahasiswa. Selain itu sebagai salah satu opsi merawat fikiran," tambahnya.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Dr. Rizqi Wahyudi, S.Sos.I., M.Kom.I menyambut baik kegiatan ini. "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membentuk karakter mahasiswa yang kritis dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal. Kami berharap diskusi semacam ini dapat terus berlanjut untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan," ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Jurusan KPI, Zanzibar, M.Sos menambahkan, "Perpaduan antara pemikiran kritis dan pelestarian budaya adalah kunci dalam menghadapi era globalisasi. Mahasiswa harus mampu memfilter pengaruh budaya luar tanpa kehilangan jati diri mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia."
Sementara itu, Ketua Komunitas Tika Beut, Jihan Fanyra mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. "Alhamdulillah, diskusi Episode 13 ini berjalan dengan lancar. Kami berharap melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi. Ke depannya, Tika Beut akan terus mengadakan diskusi-diskusi yang memberikan manfaat bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe," jelasnya.
Diskusi ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe untuk merefleksikan peran mereka sebagai generasi penerus dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal di tengah arus globalisasi menuju Indonesia Emas 2045.
"Melalui forum seperti ini, kami berharap mahasiswa dapat lebih kritis dalam menyikapi perubahan zaman tanpa melupakan akar budaya yang menjadi identitas bangsa," tutup Ketua Jurusan KPI dalam sambutannya.