Bireuen
Tangis Haru Warnai Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin di Gampong Pulo Ara Geudong Teungoh Jelang Idul Fitri
BIREUEN- Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, suasana haru menyelimuti Gampong Pulo Ara Geudong Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen. Puluhan anak yatim dan ratusan fakir miskin menerima santunan dari Perangkat Gampong dan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Amin. Dalam keheningan yang sarat makna, air mata mereka berbicara lebih banyak dari kata-kata-sebuah refleksi dari luka kehidupan yang terus menguji ketabahan. Jumat 28 Maret 2025.
Santunan ini bersumber dari zakat harta yang ditunaikan dengan penuh keikhlasan oleh masyarakat Gampong Pulo Ara Geudong Teungoh kepada Masjid Al-Amin tahun 2025 ini. Sebuah bukti bahwa di tengah sulitnya kehidupan, masih ada secercah kepedulian yang menjaga nurani tetap hidup.
Penjabat Keuchik Gampong Pulo Ara Geudong Teungoh, Azhari Ibrahim, tak mampu menyembunyikan keharuannya saat menyampaikan rasa terima kasih kepada warga yang telah menyisihkan sebagian rezekinya. "Keikhlasan ini bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang merangkul mereka yang terpinggirkan. Semoga Allah membalas setiap kebaikan dengan keberkahan yang tak terhingga," ucapnya dengan suara bergetar.
Di sisi lain, Ketua BKM Masjid Al-Amin, M. Nasir Muhammad, mengungkapkan bahwa dana yang berhasil dihimpun tahun ini mencapai Rp72 juta. Jumlah itu telah disalurkan kepada 19 orang anak yatim, 4 orang anak piatu, 82 orang fakir, serta 186 orang miskin.
"Kami sadar, santunan ini tak bisa menghapus seluruh luka mereka. Namun, kami berharap bisa meringankan beban dan memberi sedikit kebahagiaan di tengah derita yang mereka pikul. Kami hanya bisa memohon maaf jika ada kekurangan dalam penyaluran ini," ujarnya, suaranya nyaris patah kesedihan.
Sementara amplop dan bingkisan berpindah tangan, mata-mata kecil yang sendu berbinar sesaat, senyum mereka muncul sejenak sebelum kembali tenggelam dalam kenyataan yang tak mudah. Bagi mereka, Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi juga pengingat bahwa kehilangan dan kesedihan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup.
Namun, di balik itu semua, kepedulian masyarakat Gampong Pulo Ara Geudong Teungoh telah menjadi pelita kecil di kegelapan. Sebuah bukti bahwa kemanusiaan masih bernyawa, bahwa tangan yang memberi selalu lebih mulia dari tangan yang menerima. Idul Fitri kali ini membawa makna lebih dalam: bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana kasih sayang dapat menjadi obat bagi luka yang tak terlihat.(MS)
Via
Bireuen