Maulidar Kembali Bertarung dalam Kontestasi Keuchik Cot Jabet, Ini Rekam Jejak dan Capaian Kepemimpinannya
BIREUEN- Gampong Cot Jabet bersiap menggelar pesta demokrasi tingkat lokal dalam momentum Pemilihan Keuchik yang dijadwalkan berlangsung pada 23 April 2025 mendatang. Panitia Pemilihan Keuchik (P2K) secara resmi menetapkan dua kandidat yang akan berkompetisi memperebutkan posisi Keuchik untuk periode 2025-2031, yakni Islahuddin dengan nomor urut 1 dan Maulidar dengan nomor urut 2.
Lebih dari sekadar ajang elektoral, pemilihan keuchik merupakan instrumen strategis dalam menentukan arah kepemimpinan desa yang berpijak pada prinsip partisipatif, akuntabel, dan progresif. Proses demokrasi ini menjadi ruang konstitusional bagi warga untuk memilih figur yang dinilai mampu menjawab tantangan pembangunan secara visioner dan inklusif.
Salah satu kandidat, Maulidar, bukanlah sosok asing dalam peta kepemimpinan Cot Jabet. Ditemui pada Minggu (20/4), Maulidar menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan pengabdian kepada masyarakat. Ia sebelumnya menjabat sebagai Keuchik periode 2019-2024 dan dikenal sebagai figur yang berorientasi pada kemajuan substantif, bukan sekadar menjalankan rutinitas birokratis.
"Menjadi keuchik tidak cukup hanya dengan kecakapan teknokratis dalam mengelola Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Gampong (ADG). Diperlukan keberanian, integritas moral, serta jejaring strategis yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan kolektif masyarakat. Alhamdulillah, selama masa kepemimpinan saya, berbagai program yang bersentuhan langsung dengan kesejahteraan warga dapat direalisasikan secara optimal," ujarnya.
Capaian konkret yang berhasil diwujudkan antara lain pembangunan 35 unit rumah layak huni pada tahun 2022, disusul dengan 46 unit pada tahun 2023. Selain itu, ia juga menggagas program pengerasan jalan, pembangunan saluran irigasi (p3A), pengadaan mesin listrik, serta pelaksanaan program Pisew. Sebagian besar program ini terwujud berkat intensitas komunikasi dan diplomasi anggaran yang ia bangun dengan berbagai lembaga, baik di level kabupaten (APBK), provinsi (APBA), hingga nasional (APBN), termasuk dana Otonomi Khusus (Otsus).
Salah satu isu strategis yang pernah mencuat adalah konflik seputar Waduk yang Gagal dibangun. Dalam masa jabatannya, Maulidar berhasil mengelola konflik tersebut secara konstruktif dan partisipatif. Bahkan, saat akses jalan penghubung antara Gampong Cot Jabet dan Pante Sikumbong mengalami kerusakan parah dan menghambat mobilitas warga, ia secara proaktif melobi pimpinan PKS untuk mengerahkan alat berat dalam rangka percepatan penanganan jalan dan pemulihan infrastruktur jalan tersebut.
"Apabila kembali diberikan amanah, saya berkomitmen untuk menyempurnakan pembangunan tersebut, agar dapat berfungsi maksimal dalam mendukung ketahanan dan produktivitas sektor pertanian di Desa Cot Jabet," imbuhnya.
Ketua P2K Gampong Cot Jabet, Husni, S.Pd, dalam keterangannya menegaskan bahwa seluruh tahapan kontestasi telah berlangsung sesuai dengan ketentuan regulatif yang berlaku. "Kedua kandidat mencerminkan potret harapan dan dinamika warga Cot Jabet. Gagasan serta visi-misi yang disampaikan keduanya berakar pada semangat pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat," tuturnya.
Sebanyak 528 warga telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Gampong Cot Jabet. Dengan tingkat partisipasi tersebut, diharapkan setiap kandidat dapat mengartikulasikan visi pembangunan desa yang berorientasi pada masa depan, sehingga masyarakat dapat menentukan pilihan secara cerdas, rasional, dan bertanggung jawab.
Pilkades Cot Jabet tahun ini tidak semata-mata merupakan ajang kontestasi elektoral, melainkan perwujudan semangat kolektif dalam merumuskan arah baru pembangunan desa. Momentum ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk meneguhkan nilai-nilai demokrasi, memperkuat tata kelola pemerintahan gampong, dan mewujudkan cita-cita bersama menuju desa yang mandiri, bermartabat, dan berdaya saing.(MS)